CINEAM, (KAPOL).- Fatimahtun Zahra dan Fathimatun Nisa. Nama itulah yang diberikan Khairuman (44), warga Kampung Sukahurip, Desa Majasari Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya kepada kedua putrinya yang lahir dalam kondisi kembar siam dari rahim istrinya, Erni (34). Keduanya kini berada dalam perawatan intensif tim medis di Ruang NICU RS dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Fatimahtun Zahra dan Fahimatun Nisa nampak berada dalam ruang satu ruang inkubator yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan inkubator lainnya, alat bantu pernafasan digunakan keduanya. Serta secara kasat mata nampak wajah Fatimahtun lebih biru dibandingkan dengan wajah Fahimatun yang lebih cerah, kendati kondisi pernafasan keduanya terlihat sama-sama mengalami gangguan.
Ironisnya, berdasarkan penuturan Khairuman, bayi kembar siam itu lahir sendiri tanpa bantuan medis saat istrinya berada di jamban rumahnya. Kejadiannya sama persis seperti kelahiran dua anak laki-lakinya yang lain.
“Keluar sendiri saat berada di jamban. Sepertinya memang tidak mungkin. Apalagi dalam kondisi kembar seperti itu. Tapi memang itu kuasa Allah SWT. Alhamdulillah kondisi istri saya sehat dan sudah tahu kondisinya siam,” kata Khairuman, Rabu (30/11/2016).
Khairuman menambahkan istri selalu rutin memeriksakan diri ke bidan setenpat. Malah pada saat kehamilannya telah dipastikan jika kandungannya berisi anak kembar. Namun Khairuman mengaku tidak mengetahui jika kondisinya dempet pada bagian perut karena tidak pernah dilakukan USG dengan alasan kendala ekonomi.
“Kadang asupan makanan kepada istri saya kurang terjamin. Saya berharap keduanya bisa selamat,” kata Khaeruman.
dr. Mahbub, dokter yang menangani bayi kembar siam di RSUD dr. Soekarjo itu menuturkan pihaknya belum bisa menyimpulkan organ tubuh keduanya seperti apa. Apakah ada yang menempel atau tidak. Pasalnya hal itu harus melalui pemeriksaan secara khusus.
“Tapi kalau jantungnya saya pastikan ada dua karena memang naik turunnya nafas pun terlihat berbeda. Hanya saja keduanya masih dalam kondisi kritis, makanya berada dalam penanganan khusus kami secara intensif,” jelas Mahbub.
Berdasarkan informasi dari keluarganya, lanjut Mahbub, bayi tersebut lahir sekitar pukul 12.30 WIB dan baru dibawa ke RS dr Soekardjo pada pukul 16.30 WIB, berat badannya mencapai 3Kg yang artinya masing-masing memiliki berat badan 1,5Kg.
“Kondisi ini tidak normal, sehingga memerlukan penanganan khusus sebelum dilakukan pemisahan yang akan dilakukan di RSHS Bandung,” ujar Mahbub.
Karena bayi kembar siam itu harus ditangani secara medis, Khairuman pun kebingungan soal biaya. Khairuman berharap ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya agar bayi perempuannya yang lahir dalam keadaan kembar siam itu bisa diselamatkan. (Imam Mudofar)