PKM-M UNSIL MAJU KE PIMNAS 2016
TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Mahasiswa sebagai agen perubahan, tidak hanya harus memiliki softskill mumpuni dan kemampuan akademik yang baik. Namun lebih penting dari itu, mahasiswa pun dituntut dapat memberikan kontribusi terhadap realita sekitarnya. Ini juga yang kiranya tengah coba dijawab keempat mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FKIP Universitas Siliwangi, dan kini berhasil membawa mereka melaju hingga tingkat nasional.
Bahkan, melalui karya kreatif bertajuk Odong-odong Membasmi (Meningkatkan Minat Baca Semenjak Dini) Berbasis Dongeng, keempat mahasiswa ini menjadi satu-satunya perwakilan dari Universitas Siliwangi yang pertama kali mengantongi undangan menembus kompetisi bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
Tim Pokja Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) FKIP Unsil Eko Yulianto mengatakan di tahun 2016 ini, ada 97 judul yang setidaknya dikirimkan dari beberapa fakultas ini. “Untuk FKIP sendiri yang baru aktif mengikuti PKM sejak 2012 lalu, menyumbang kurang lebih ada 71 judul di tahun 2016 ini, dimana empat diantaranya kemarin masuk seleksi. Namun hanya satu yang akan maju esok, yakni tim odong-odong membasmi,” ujarnya.
Terobosan inovatif dari Endah Nurul Hidayah, Faridah Eka Putri, Siti Maya Mardiani, dan Yanto Perdiana ini menawarkan sebuah solusi nyata terkait permasalahan buta aksara di Setiawargi, Tamansari, Kota Tasikmalaya. “Ketika melakukan penelitian di desa yang termiskin se-Kota Tasik, kami sangat miris mendapati anak kelas 2 SD yang masih bingung huruf dan belum bisa membaca. Kondisi ini kami lihat akan makin memperparah fakta terkait rendahnya minat baca, sehingga perlu dibuat tindak lanjut konkrit, dan odong-odong membasmi ini bentuk kontribusi agar bisa menjawab permasalahan tersebut,” papar Faridah, dijumpai di kampus, Minggu (31/7/2016) kemarin.
Dengan sebuah odong-odong berbentuk kereta yang diisi oleh setidaknya 200 buku berbagai jenis kategori, sejak April lalu mereka tiap minggunya rutin menyebarkan semangat literasi. “Kami percaya, buku adalah gudang ilmu, dan minat baca itu sesungguhnya bisa dibangun. Maka yang perlu dilakukan hanya memfasilitasi dan memberikan akses buku, ini yang kami tengah lakukan,” tambah Siti. Selain itu dalam kegiatan yang biasa digelar siang menjelang sore ini, dibubuhi kelas mendongeng sebagai sarana edukasi. Demi mengasah keaktifan dan interpersonal anak-anak pun, mereka menyediakan sebuah reward berbentuk souvenir, tiap kali kegiatan.
“Alhamdulillah, sekarang kehadiran kami di sana selalu dinantikan, bahkan Ibu-ibu hingga tokoh masyarakat juga sangat mendorong,” kata Endah.
Saat ini keempatnya tengah mempersiapkan untuk kompetisi yang akan digelar 7-12 Agustus mendatang di Bogor. Dari mulai odong-odong yang kini tengah dipercantik dan dikuatkan dengan ciri khas Tasikmalaya, koleksi buku pun terus mereka coba perbanyak. Setidaknya pun sudah ada 5 RW dari total 19 RW yang tersebar, telah mereka sambangi.
“Semua buku ini hasil sumbangan teman-teman kampus juga masyarakat, kami berharap bisa terus bertambah karena artinya kesempatan anak-anak Setiawargi baca pun jadi semakin luas juga,” ujar Yanto.
Keempatnya sepakat untuk memberikan penampilan terbaik esok, demi mengharumkan nama kampusnya. “Niatan kami utama untuk mencerdaskan, jadi menang atau tidak esok, odong-odong membasmi akan terus berlanjut, tapi tentu kami ingin membanggakan, apalagi ini yang pertama,” kata Faridah.
Tim Pokja PKM Unsil, Eko juga mengaku optimistis terhadap karya mahasiswa tingkat II tersebut bisa cemerlang di antara ratusan universitas lainnya setanah air. Apalagi dari segi karya, dinilai sangat linier dengan bidang studi. “Karena ya ini juga terobosan baru di Indonesia pun, odong-odong bukan hanya mainan tapi alat edukasi. Artinya pendidikan tidak hanya disampaikan lewat sekolah formal saja, tapi melalui kegiatan sederhana ini pun bisa,” tegasnya. (Astri Puspitasari)***