SINGAPARNA, (KAPOL).-
Kasus penganiayaan terhadap anak dibawah umur terjadi di wilayah hukum Kabupaten Tasikmalaya. Kali ini menimpa Isan Saepuloh, bocah yang masih duduk di kelas 3 SD Neger Sukatani Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya terbaring di rumahnya di Kampung Cigorewak Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
Yati (39), bibi korban mengatakan kejadian penganiayaan itu terjadi Kamis (21/04/2016) kemarin. Isan terlibat cekcok dengan salah seorang teman sekolahnya yang duduk di bangku kelas 4 di sekolah yang sama dengan Isan.
“Ya ribut-ribut biasa. Heureuy biasa. Namanya juga anak kecil,” kata Yati, Senin (25/04/2016) pagi.
Hanya saja, lanjut Yati, saat jam istitahat tiba-tiba orang tua bocah yang terlibat cekcok dengan Ihsan itu datang ke sekolah saat jam istirahat. Ihsan kemudian di bawa ke salah satu rumah kosong. Di tempat itulah kemudian Ihsan dianiaya.
“Katanya dipukul, ditendang dan kepalanya dibenturkan ke kaca. Keluarga sendiri malah tahunya dari tetangga. Teman-teman Isan yang lainnya juga ada yang melihat,” kata Yati.
Sepulang sekolah itu, lanjut Yati, Isan tampak diam. Bocah yatim yang sudah ditinggal ibunya sejak kecil itu mengeluhkan sakit di bagian dada dan kepala. Saat ditanya, Ihsan hanya menangis. Sampai akhirnya dia menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya.
“Isan ini ibunya sudah meninggal sejak dia masih kecil. Ayahnya pergi merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah. Ihsan tinggal di sini sama saya dan neneknya,” kata Yati.
Tidak terima atas kejadian yang menimpa korban, Yati kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Singaparna. Laporan pengaduan dari Yati ini juga disampaikan langsung ke Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Tasikmalaya, AKP Pandu Winata membenarkan hal tersebut. Ditemui di kantornya, Senin (25/04/2016) siang, Pandu mengatakan laporan pengaduan itu diterima Kamis (21/04/2016) minggu lalu. Hanya saja pihaknya belum bisa melakukan langkah lebih jauh.
“Kita masih menunggu hasil visum terhadap korban. Dari hasil visum itu nanti yang akan menjadi dasar kita melakukan tindakan,” kata Pandu.
Pihak sekolah, Tati, wali kelas Ihsan juga membenarkan kejadian tersebut. Tati juga mengaku menyayangkan kejadian tersebut. Pasalnya terjadi di waktu istirahat jam sekolah.
“Kami sendiri menyayangkan kejadian tersebut,” kata Tati. (Imam Mudofar)