SINGAPARNA, (KAPOL).-Belajar matematika yang selama ini dianggap sulit dan menakutkan bagi siswa, ternyata dengan metode yang dimiliki Master Matematika Indonesia (MMI) justru sebaliknya mudah dan menyenangkan.
Itu bisa dilihat saat Workshop Peningkatan Kompetensi Guru yang diikuti oleh 89 guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari berbagai wilayah di Kabupaten Tasikmalaya yang dilaksanakan di Pendopo Baru Singaparna Selasa (21/3/2017).
Ahli matematika, Ir M H Prakoso, ME, lulusab Teknik dari Universitas Nanyang Singapura itu berbagi ilmu bagaimana belajar matematika yang mudah dan menyenangkan kepada para guru pada workshop tersebut.
Dalam waktu singkat, ibu dan bapa guru langsung menguasai ilmu matematika yang selama ini dianggap sulit dan rumit. Kegiatan tersebut dilaksanakan atas kerjasama Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kabupaten Tasikmalaya dengan Yayasan Master Matematika Indonesia Solo.
Dengan kemampuanya yang luar biasa, Prakoso mampu menghipnotis semua guru yang hadir untuk terus belajar dan memahami ilmu matematika yang dikuasainya. Waktu yang begitu lama dirasa guru sangat singkat. Dan tidak ada satu pun guru yang “nundutan” saat mengikuti kegiatan tersebut
“Ini revolusi matematika, kami ingin merubah paradigma. Awalnya matematika itu jadi momok yang menakutkan kini menjadi asik menyenangkan dan enjoy,” kata Masykur Attarmidzi Sekretaris Yayasan Master Matematika Indonesia dan Pelaksana Lapangan Workshop.
Metodenya belajarnya mengubah cara berhitung, pengurangan, perkalian dan bagi dengan cara yang sangat sederhana efektif mudah diterima oleh anak.
“Ada cara sederhana untuk mengerjakan matematika, sehingga siswa antusias mengerjakan soal. Ini sebuah terobosan baru agar anak menyukai matematika,” jelasnya.
Jelasnya, sejak 2011 sampai sekarang anak tidak suka matematika karena metodenya hanya itu itu saja. Khususnya di SD tidak ada metode baru. Pembagian sejak dulu mesti pake bagi kurung, sekarang pembagian itu membagi angka perangka. Dan ketika diajarkan kepada anak, maka anak akan lebih terangsang untuk belajar dan lebib menerima pembelajaran matematika di sekolah.
Masykur mengakui awal berdirinya MMI karena prihatian dengan model dan metode pengajaran matematika di sekolah yangdianggap masih ilmu langit dan sulit dipahami.
Banyak orang tua yang memilih lembaga pendidikan berkualitas dan mahal termasuk bimbingan belajar karena tidak puas dengan metode pendidikan yang ada saat ini.
Namun dengan model ini, guru mengajar lebih enjoy dan anak belajar bisa senang, anak akan mencitai gurunya dan pelajaran matematika. Selama dua hari belajar, guru kini lebih menguasai materi pembelajaran matematika dan ternyata matematika itu mudah dan menyenangkan.
“Ternyata belajar matematika itu mudah dan menyenangkan,” kata Guru MI Pasanggrahan Rajapolah, Nani Nuryani.
Guru MI Megeung Sariwangi, Hj Iim mengakui jika metode yang dibawa MMI sangat luar biasa belajarnya menyenangkan dan sangat mudah.
“Subhanallah luar biasa dan sangat menakjubkan,” jelasnya.
MMI sendiri sejak tahun 2011 lalu hingga saat ini sudah menjalin kerjasam, dengan 26 Kota Kabupaten di Indonesia baik itu Jateng, Jatim, Sumut, Sumbar, Riau dan Kaltim. Khusus untuk Jawa Barat, kerjasama baru dijalin dengan Kabupaten Tasikmalaya.
Untuk Kabupaten Karanganyar sendiri MMI membina Kampung Matematika di desa Bandardawung, Kecamatan Tawangmanggu, Kab karanganyar yang diresmikan tahun 2015. Dari kampung tersebut pada tahun 2016 lalu sebanyak 600 siswa meraih nilai UN Matematika dengan angka 100.
Masykur memiliki target agar para guru di berbagai wilayah termasuk Kabupaten Tasikmalaya bisa terus berinovasi dalam pembelajaran matematika. Sehingga bisa memberikan pembelajaran yang tepat, benar dan enjoy dan anak mampu menerima dengan baik. (Abdul Latif)***