Tiga Pasien RSUD Banjar, Suspek Difteri

KILAS56 views

BANJAR, (KAPOL).- Tiga pasien RSUD Banjar diduga suspek penyakit mematikan yang disebabkan bakteri Corynebacterium Diptheriae (Difteri).

Dari tiga pasien selama tahun 2018 ini, seorang pasen sudah pulang dan dua pasen menjalani rawat inap sampai sekarang ini.

Demikian dikatakan
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Banjar, dr.H.Nono Gunadi didampingi Kasubag Humas RSUD Banjar, Hj.Muntiati Sri Handayani dan okter jaga IGD RSUD Banjar, dr.Aneu Mulyani, Rabu (10/1/2018).

“Ketiga pasen ini masih suspek. Belum dinyatakan positif penyakit difteri. Virus penyakit ini menyerang sampai jantung dan paru-paru, otomatis penderitanya berpotensi mengakibatkan sampai kematian ,” kata dr.H. Nono.

Dijelaskan Hj.Muntiati, ketiga pasen suspek itu warga Banjar. Pasen yang sudah pulang WA. Kemudian, Ny.TA (43) warga Pintu Singa, Kelurahan/Kec Banjar masih diruang isolasi IGD RSU Banjar.

“Pasen TH (15) warga Kelurahan Hegarsari, Kec Pataruman menjalani rawat inap di ruangan Raflesia. Sebelum terjangkit, TH berangkat ke Tangerang. Masuk RSUD Banjar mulai 4 Januari 2018 lalu,” ucap Hj. Muntiati.

Menurutnya seseorang positif difteri atau tidanya, divonis dari hasil pemeriksaan swab tenggorokan.

“Kasus ini sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Banjar. Proses swab tak bisa dilakukan di RSU Banjar, tetapi diharuskan ke Bandung,” tuturnya seraya menjelaskan, pasen suspek difteri yang dirawat di RSU Banjar selama ini merupakan pasen rujukan dari RS Mitra Idaman Banjar.

Dokter jaga IGD RSUD Banjar, dr.Aneu Mulyani, mengatakan, penularan difteri yang paling umum itu terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk.

“Masa inkubasi atau rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul selama tujuh hari,” katanya.

Adapun gejala-gejala penyakit itu, dikatakan dia, demam menggigil, sakit tenggorokan, suara serak, sulit bernapas, pembengkakan kelenjar leher, pilek, adanya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan.

“Selaput lendir itu, lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah. Jika dicolek mengeluarkan darah,” ujarnya. (D.Iwan)***

.