Tim Budi-Yusuf Menyanggah, Yang TSM Justru Pasangan Lain

POLITIKA12 views

TAWANG, (KAPOL).– Tim Budi-Yusuf unjuk bicara soal tudingan pelanggaran Pilkada bersifat Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM) yang diarahkan ke Paslon Budi-Yusuf.
Dijelaskan Ketua Tim Pemenangan, Zenzen Zaenudin, yang melakukan pelanggaran TSM itu justru paslon lain karena kalau tak ada TSM, selisih suara Budi-Yusuf dengan Dede-Asep tak akan terpaut tipis.

“Yang pelanggaran TSM itu siapa?. Saya yakin justru mereka karena kalau mereka tidak TSM suara kami lebih besar sampai selisih 15 persenan. Makanya karena mereka melakukan pelanggaran bersifat TSM tadi jadilah tipis,” kata Zenzen, Rabu (22/2/2017).

Menurut Zenzen baiknya semua pihak saling intropeksi diri karena tim Budi-Yusuf juga “enek” mengantongi banyak pelanggaran yang harus disampaikan juga. Namun tim tidak mau mundur lagi membahas dan melaporkan pelanggaran karena hasilnya sudah jelas suara Budi-Yusuf terbanyak.

“Kan sejak awal sudah deklarasi siap menang siap kalah. Kalau kami buka pelanggaran paslon lain, akan tidak baik pula karena kami tidak mau ‘flash back’ lagi. Faktanya yang banyak melanggar bukan kami,” ujarnya.

Untuk itu, Zenzen mengajak semua pihak saling menjaga kondusiftias karena hasilnya sudah jelas seperti apa yang ditetapkan KPU Kota Tasikmalaya.

“Mulai sekarang kita sama-sama lagi membangun daerah ini agar Kota Tasik lebih baik. Perlihatkan kepada masyarakat karena kita juga ingin membangun kota secara bersama-sama pula. Proses demokrasi telah selesai, kita kembali bersama dan saling dewasa membangun Kota Tasikmalaya,” ucapnya.

Zenzen pun mengapresiasi KPU Kota Tasikmalaya yang begitu “ajeg” melaksanakan norma-norma Pilkada. Seluruh mekanisme ditempuh, meski ada reaksi dari tim paslon lain sampai ke luar ruangan tidak mengikuti jalannya pleno serta demonstrasi, tapi dianggap Tim Budi-Yusuf suatu dinamika.

“Kalau jujur, suara kami sebenarnya lebih banyak. Karena masifnya pelanggaran maka berselisih tipis. Tapi tak masalah karena kami sudah menganggap ini dinamika, dan masyarakat sudah bisa menilai mana yang lebih dewasa,” tuturnya.

Meski demikian Zenzen mengakui sempat didatangi banyak pendukung untuk melakukan hal serupa, aksi tandingan. Namun sudah dilarang karena kalau disikapi reaktif akan tidak baik juga untuk ketenangan masyarakat.

“Terus terang sejak kemarin banyak pendukung minta aksi tandingan. Tapi kami larang karena kalau disikapi reaktif juga tidak baik bagi kondusifitas Kota Tasik. Intinya kami sudah berintruksi agar tidak teaktif dan euporia menyambut kemenangan ini tapi mari sama-sama bersatu kembali,” katanya seraya menjelaskan untuk keamanan percaya sama Kepolisian dan KPU juga pasti menempuh norma yang ditentukan.

Terkait ditetapkannya Budi-Yusuf sebagai peraih suara terbanyak, Zenzen mengimani ketentuan takdir. Dalam rukun Iman juga semua muslim harus meyakini itu bahwa suatu peristiwa yang sudah terjadi adalah ketentuan Allah SWT.

“Ini sudah jadi takdir Allah SWT. Dan ke teman-teman media diminta lebih jernih memandang persoalan ini karena semua juga harus dewasa yang tentunya bukan karena kami yang menang tapi soal kondusifitas Kota Tasikmalaya,” kata Zenzen.

Sebelumnya Pleno Rekapitulasi Suara tingkat Kota Tasikmalaya didemo sejumlah pendukung paslon. Kemenangan Budi-Yusuf disinyalir karena adanya pelanggaran bersifat Terstruktur Sistematis Masif (TSM) yang salah satunya ada penambahan jumlah pemilih dari luar kota yang mendadak pindah dan melakukan pencoblosan di Kota Tasikmalaya. (Jani Noor)***

Zenzen Zaenudin