Tipping Fee Terlalu Tinggi TPA Legok Nangka Terancam Gagal

GARUT, (KAPOL).-Keterbatasan sarana angkutan sampah menjadi kendala yang menyebabkan penumpukan sampah di sejumlah titik di kawasan perkotaan Garut.

Dengan adanya bantuan 16 unit motor sampah, diharapkan sampah bisa terangkut secepatnya dari tempat pembuangan sementara sehingga tidak lagi terjadi penumpukan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (LHKP) Kabupaten Garut, Asep Suparman mengaku
sangat terbantu dengan adanya bantuan 16 unit sepeda motor pengangkut sampah (motor sampah) dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup RI untuk Garut.

“16 motor sampah itu diberikan kepada 16 desa/kelurahan yang tersebar di di 14 kecamatan di wilayah perkotaan Garut,” katanya, Minggu (8/10/2017).

Keberadaan tempat pembuangan sampah selama ini masih menjadi permasalahan yang sulit dipecahkan solusinya di Kabupaten Garut.

Sementara itu rencana pembuangan sampah ke TPA (tempat pembuangan akhir) di kawasan Legoknangka Kabupaten Bandung terancam gagal karena masalah biaya yang dianggap terlalu mahal.

“Sampai saat ini TPA Pasirbajing masih menjadi tempat pembuangan sampah yang utama di Kabupaten Garut meskipun sudah tidak layak,” ucapnya.

Apalagi selama ini masyarakat sekitar TPA juga sering menyampaikan keberatan akibat dampak yang ditimbulkannya.

“Ya kita masih gunakan TPA Pasirbajing sebagai tempat pembuangan sampah yang utama di Garut ini. Apalagi rencana pembuangan sampah ke TPA Legoknangka di Kabupaten Bandung hingga saat ini belum ada kejelasan,” ujar Asep.

Menurut Asep, berdasarkan hasil rapat terakhir yang dilakukan dengan pihak Provinsi Jabar terkait rencana penggunaan TPA Legoknangka untuk lokasi pembuangan sampah dari Garut, Pemkab Garut harus mengeluarkan tipping fee sebesar Rp 600 ribu untuk satu ton sampah.

“Ini dirasa sangat meberatkan karena jika dihitung-hiting, per tahunnya Kabupaten Garut harus mengeluarkan biaya antara Rp 20 – Rp 30 miliar hanya untuk membuang sampah ke TPA Legoknangka,” ujarnya.
(Aep Hendy S)***