SINGAPARNA, (KAPOL).-
Sejumlah rumah sakit di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya sudah lama mengeluh soal tunggakkan Jamkesda dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Tunggakkan tersebut setiap bulannya terus membengkak.
Tunggakkan Jamkesda terbesar ada di dua rumah sakit. Yakni RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya dan RSUD dr. Soekarjo Kota Tasikmalaya. Angkanya terbilang fantastis.
Sampai dengan akhir 2015 kemarin, angkanya menyentuh 12 miliar rupiah dengan rincian 7 miliar ke RSUD SMC dan sisanya ke RSUD dr. Soekarjo Kota Tasikmalaya. Belum ditambah dengan rumah sakit lainnya yang ada di Kota Tasikmalaya dan Kota Bandung.
Direktur RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, Asep Nursyamsi mengatakan angka tersebut belum termasuk hitungan dari bulan Januari sampai dengan akhir Maret 2016 kemarin.
“Jika dirata-rataakan setiap bulan nominal tunggakkan bertambah sebesar 500 juta rupiah. Tapi untuk jumlah pastinya harus melihat data,” kata Asep, Jum’at (01/04/2016) siang.
Nilai tunggakkan yang sedemikian besar, kata Asep, cukup mengganggu stabilitas rumah sakit. Agar pelayanan bisa terus berjalan, pihak RSUD harus berhutang stok obat-obatan dari rekanan yang ada.
“Kalau terganggu ya terganggu. Tapi kita punya cara. Salah satunya bekerja sama dengan perusahaan pengadaan obat agar bayarnya bisa belakangan,” kata Asep.
Di tahun anggaran 2016 ini, lanjut Asep, ia mendapat bocoran jika tahun ini Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya akan menggelontorkan anggaran sebesar 2,9 miliar rupiah untuk pembayaran tunggakkan Jamkesda. Meski masih jauh dari angka nominal secara keseluruhan, setidaknya alokasi tersebut bisa sedikit mengurangi beban operasional rumah sakit.
Senada dengan Asep, Kepala Bagian Perbendaharaan dan Anggaran RSUD dr. Sokearjo Kota Tasikmalaya, dr. Dedi Sukmayadi mengatakan hal serupa juga terjadi di RSUD dr. Soekarjo. Di tahun 2016 ini, kata Dedi, rencananya Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya akan menggelontorkan anggara sebesar 2,5 miliar rupiah untuk pembayaran tunggakan Jamkesda. (Imam Mudofar)