DARMARAJA, (KAPOL).
Aktivis budaya dari berbagai elemen, kembali ingatkan pemerintah untuk memperhatikan serius keberadaan situs-situs keramat di wilayah genangan Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang.
Jumat (31/7/2015) sejumlah aktivis budaya dan lingkungan yang dipimpin oleh Ully Sigar Rusady menggelar doa bersama di makam keramat Prabu Aji Putih, blok Cipeueut, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja.
Hadir dalam acara tersebut artis era 90, Paramitha Rusady dan Ketua Yayasan Pangeran Sumedang (YPS), Rd.Drd Koenrad Soeriaputra .
Ullyi Sigar mengatakan,terkait Waduk Jatigede ternyata masih banyak menyisakan persoalan.
Selain persoalan sosial juga yang tak kalah penting adalah persoalan budaya termasuk situs atau makam leluhur yang keberadaannya minim perhatian pemerintah.
Dia menyebutkan, digelarnya doa bersama itu adalah bentuk penghormatan terhadap para leluhur di Sumedang. Salah satunya makam Keramat Prabu Aji putih sebagai cikal bakal Kerajaan Sumedang Larang.
Pada dasarnya, kata dia, tidak ingin sedkitpun menentang pembangunan yang bersipat untuk kesejahteraan rakyat.
Namun karena peduli, budayawan atau masyarakat adat punya kewajiban untuk memelihara budaya.
“Begitupun juga dengan situs karuhun Sumedang tidak boleh terganggu bahkan digenang,”
Diungkapkan dia, tanah karuhun yang. dikeramatkan menjadi satu kekuatan bagi masyarakat Sunda yang peduli leluhur. Masyarakat Sunda sudah meyakini salah satu memorandum yang harus dipertahankan adalah makam keramat.
“Upaya untuk mempertahankan dengan berbagai cara, diantaranya silatuhami dengan cara damai jangan ada perang saudara,” tuturnya.
Atas nama kerajaan Sumedang Larang, kata dia, makam keramat tetap harus dipertahankan.
Upaya lainnya, atas nama Forum Silaturahmi Karaton Nusantara (FSKN) yang terdiri dari 120 keraton telah mengirim mengirim surat ke Presiden untuk memperhatikan situs. Diharapkan bisa ditindaklanjuti agar menjadi perhatian yang serius.
Komentar