UMKM Perlu “Brand” Khusus untuk Melenggang ke Kancah Internasional

EKBIS25 views

image

TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Produk kreatif karya pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM), hari ini sudah tak dapat dianggap sebelah mata. Dipandang dari berbagai segi manapun, mulai kualitas atau keunikannya, produk UMKM unggul. Bahkan di kancah internasional sekali pun, produk-produk ini nyatanya begitu diakui dan mudah diterima pasar.

Tak sampai di sana saja, Ketua Dekranasda Jawa Barat Netty Prasetyani memandang perlu adanya satu brand khusus yang membawahi berbagai produk kreatif UMKM tersebut, agar lebih mantap menaklukan serta menjejaki pasar internasional yang sangat potensial.

“Ketika dibawa mengikuti pameran di luar negeri, seringkali pasar luar itu kebingungan karena produk UMKM kita itu terlalu banyak sekali brandnya. Misalnya saja, olahan beras, ada nasi liwet, nasi merah, nasi goreng, dan banyak lagi. Kemarin kami ditantang Dirjen untuk menyatukan berbagai produk berkualitas dalam satu brand saja,” ujar istri Gubernur, belum lama dijumpai di kegiatan Inopak Seminar 2016.

Untuk Jawa Barat sendiri, saat ini masih dalam proses kesepakatan berbagai pelaku UMKM. Kebanyakan dari mereka sambung Netty, pun sangat menyambut baik ide tersebut. Sekalipun brand alias merek masing-masing mesti dihilangkan.

“Karena memang sedih rasanya, ketika kita di pameran atau festival luar negeri, melihat ke sebelah itu semua brand-brandnya berbeda, itu serasa berkompetisi di tanah sendiri. Padahal dengan hanya satu brand saja, tentu akan lebih mudah diingat pasar,” tambah dia.

Namun, Netty mengaku jika berbicara penciptaan sebuah brand, memang susah-susah gampang. Yang jelas, agar berdampak positif di benak konsumen, brand pun harus memiliki tone yang positif dan disepakati oleh masyarakat luas. Untuk itu, sebelumnya perlu ada dukungan berupa intelegensi bisnis alias riest yang akan menangkap tren di pasaran, sejauh mana potensialnya, agar kemudian tepat sasaran.

“Dan juga, lebih penting dukungan pemerintah atas hak paten ini sangat perlu. Makanya kami di Dekranasda, menjadi prioritas dengan memberikan 50 paket HAKi, untuk produk unggulan,” imbuhnya.

Disinggung terkait sudah adakah brand yang sesuai untuk mewakili produk Jabar ini, Netty tidak menangkisnya. “Namanya brand itu kan ada banyak aspek yang mesti diperhatikan, yang jelas dari keunikan agar buat penasaran juga terdapat korelasinya. Seperti misal, Iteung, Kadieu, itu kan khas. Tapi ya belum pasti, masih harus didiskusikan lebih lanjut,” papar dia.

Selain itu, dalam mengikuti pameran skala internasional, pihaknya tak pernah main-main alias asal bawa produk unggulan. “Ya harus ada strateginya juga, kita metsi tahu konsep pamerannya apa, kalau perlu ya libatkan bisnis konsultan,” tambahnya.

Misal saja, untuk pameran Dekranasda bulan Juni mendatang, pihaknya pun telah melakukan uji coba kepada 12 Dubes untuk mengetahui pasar dan kecenderungan barang yang disukai. “Supaya nanti disana ya bisa laku, karena sesuai, tidak salah bawa. Yang jelas, tidak bisa gambling, karena tiap pameran itu punya karakter pasar berbeda,” tegas dia. (Astri Puspitasari)***