Unep Hidayat : ‘Kawalat’, Jika Kepsek Memotong Anggaran PIP

EDUKASI115 views

SUMEDANG, (KAPOL).- Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Sumedang, Unep Hidayat menilai ‘kawalat’, jika ada kepala sekolah yang berani memotong anggaran Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar(KIP).

Dikatakan, uang itu bantuan bagi siswa miskin dan sejak 2017 pun, PIP diberikan melalui BRI.

Berkaca dari itu, kata dia, maka tak akan ada lagi uang yang mengendap.

“Secara keseluruhan, realisasi PIP melalui KIP di Kab. Sumedang itu terbilang lancar dan telah sesuai denga usulan,” ucapnya kepada KAPOL (Grup Pikiran Rakyat), Minggu (28/1/2018).

Jatahnya pun, ucap dia, memang sudah sesui dengan kuota dari pemerintah pusat.

Kendati demikian, kata Unep, jika memang ada yang memang harus menerima dan belum terdata, maka akan diberikan.

Hanya saja, proses awalnya dimulai dari pendataan yang dilaksanakan oleh RT, RW serta pemerintah desa.

“Pada 2017, pemanfaat PIP untuk siswa SD sebanyak 31.196 dan SMP ada 11.512 anak dan total pemanfaat ada 42.708 siswa,” ujarnya.

PIP itu bukan uang pribadi, kata Unep, akan tetapi itu murni melalui APBN.

Fakta yang terjadi, kata dia, ada bakal pasangan calon bupati dan wakilnya, diketahui membagikan PIP melalui KIP itu.

“Jadi, siapa pun yang memberikannya, itu tak soal. Tapi, data pemanfaatnya tetap saja ada di Kemendikbud,” ujarnya.

Hanya saja, Ia berharap hal itu jangan dipakai ajang promosi diri, karena pihaknya sebagai manager PIP pun tak pernah seperti itu.

Perlu diketahui, kata dia, yang paling berjasa dalam realisasi PIP adalah Data Pokok Pendidikan (Dapodik) atau tenaga sukwan.

“Mereka-lah yang menginventarisir, mencatat dan menginfut data PIP. Maka, berterimakasih-lah kepada mereka,” tutur Unep.

Dikatakan, pada 2018 jatah pemanfaat PIP naik hampir dua kali lipat, targetnya sekitar 60 ribu-an dalam per tahun.

PIP, kata Unep, salah satu program nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah.

Bahkan, sebagai upaya meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan menurunnya angka putus sekolah dan angka melanjutkan. (Azis Abdullah)***