UPK DAPM Kab. Tasik Gandeng Inopak Institute Garap E-UPK

EKBIS, LINIMASA32 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).-

Peran pentingnya dalam membantu masyarakat yang tidak memiliki akses perbankan, agar bisa tetap mendapatkan suntikan kredit, mendorong Unit Pelaksana Kecamatan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (UPK DAPM) untuk mengimbangi dengan sentuhan teknologi informasi.

Seperti diungkapkan, Ketua Asosiasi UPK DAPM Kabupaten Tasikmalaya Asep Septuna apabila UPK masih sangat diandalkan oleh masyarakat karena syarat yang terbilang mudah.

Hal tersebut pun dibuktikan, hingga per April 2016, total aset dari 32 kecamataan tercatat sebesar 61,9 Milyar. Dimana dari angka tersebut kemudian kini berkembang menyentuh angka 117 Milyar.

“Di sisi lain, tantangan bagi kami bagaimana bisa kemudian melayani seluruh masyarakat ke depannya, dalam hitungan detik saja. Karena kita tahu, ya sekarang semua data masih berbasis manual saja. Ini memang masih merepotkan dan kurang efektif,” jelasnya yang dijumpai di sela pembahasan dengan Inopak Institute, baru-baru ini.

Berkaca dari itu semua, Asep dan kawan-kawan mengidamkan sebuah sistem digital yang akan mempermudah kinerjanya. “Sebelumnya memang dari Provinsi, sempat ada, tapi yang kali ini digagas bersama Inopak akan lebih spesifik khususnya manajerial,” ungkap dia.

Direktur Bussiness Development Inopak Institute Alfin NF Mufreni memandang jika potensi yang begitu tampak dari performa para UPK tersebut, sebetulnya bisa jauh lebih berkembang. Ketika mulai tersentuh ranah digital.

“Untuk UPK terbaik nasional itu masih terus dipertahankan oleh Jateng, padahal jika melihat UPK kita ini yang begitu potensial, rasanya bukan tidak mungkin mereka jadi percontohan UPK nasional, dengan catatan memiliki sistem yang baik,” jelas pria yang juga dosen ini.

Apalagi dia menilai, akselerasi kapasitas warga yang distimulus melalui UPK begitu signifikan memperlihatkan geliat ekonomi produktif. Beragam sumber daya alam mampu diolah dan dikembangkan dengan baik, dari sana.

Melalui E-UPK yang kini tengah digarap Inopak Institute yang juga dibantu IT dari Giz Jerman, nantinya masing-masing UPK akan terkoneksi secara otomatis.

“Kalau mau lihat data kelompok, cicilan berapa lagi, itu semua bisa diakses langsung. Tanpa perlu lagi membuka catatan atau buku. Jadi dengan sistem digitalisasi ini, semua database mudah saja pengelola cek. Bahkan, kita arahkan juga ini bisa checking nasabah apakah bermasalah atau tidak. Jadi, ini bisa dimanfaatkan pun antar masing-masing UPK sebagai sarana tukar informasi yang transaparan dan accountable,” jelasnya.

Yang pasti Alfin mengapresiasi kinerja yang begitu gemilang dari UPK-UPK tersebut, dia optimistis dengan sistem baru lewat E-UPK bisa lebih mengoptimalkan. Kerjasama yang terjalin tersebut juga, merupakan bagian dari Rural Development Program. Diharapkan nantinya pun akan lebih banyak lahir UMKM baru lainnya. Inopak sendiri memproyeksikan tiga tahun ke depan, setidaknya mengupgrade 300 UMKM melalui packaging alias kemasan.

Asep juga menambahkan, apabila E-UPK nantinya diharapkan bisa meminimalisit berbagai penyelewangan. Karena semuanya berbasis online, akan mudah terdeteksi. “Kita inginnya juga nanti ketika sudah jatuh tempo, ada SMS pemberitahuan masuk. Lalu setelah dilakukan pembayaran itu ada notifikasi SMS masuk, hingga ucapan terimakasih. Jadi kan mengurangi risiko,” ujarnya. (Astri Puspitasari)***