Urban Farming Solusi Bertani Warga Perkotaan

EKBIS57 views

Dari Kunker DPDS Kota Tasikmalaya ke Pemkot Bandung

BANDUNG, (KAPOL).- Untuk mendapatkan informasi mengenai konsep dan implementasi tentang “urban farming”, pengurus Dewan Penguatan Daya Saing (DPDS) Kota Tasikmalaya, melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Selasa (28/11/2017).

Ketua Harian DPDS Kota Tasikmalaya, Wahyu Tri Rachmadi mengatakan, di era sekarang ini luas lahan pertanian khususnya di perkotaan semakin sempit karena tergerus pembangunan. Di sisi lain, kebutuhan konsumsi hasil pertanian semakin meningkat.

“Kota Bandung merupakan salahsatu kota di indonesia yang dinilai sangat berhasil dalam program urban farming. Hasil dari kunjungan ini akan dijadikan masukan untuk diterapkan di Kota Tasikmalaya”, kata Wahyu.

Rombongan diterima Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Elly Wasliah, Sekdis Asep , Kabid PPK dan staf lainnya

Menurut Elly, urban farming adalah konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Yang berbeda adalah pada pelaku dan media tanamnya. Jika pertanian konvensional lebih berorientasi pada hasil produksi, sedangkan urban farming lebih pada karakter pelakunya yakni masyarakat urban. Menanamnya pada pot di lahan sempit atau hidroponik.

“Urban farming telah menjadi gaya hidup karena semakin tinggi kesadaran masyarakat urban untuk menjalani gaya hidup sehat”, ujarnya

Dengan melakukan aktivitas urban farming, kata Elly, masyarakat mendapat ketersediaan sayuran sebagai sumber nutrisi sehat, mengurangi impor sayuran, menghijaukan lingkungan, dan membantu mengurangi dampak pemanasan global.

Di Kota Bandung sendiri, jelas Ely, pemahaman yang lebih mendalam dan meluas mengenai urban farming mengantarkan konsep ini tidak lagi sekadar gaya hidup kaum urban. Tapi juga meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kualitas makanan, gizi, kesehatan dan lingkungan sekitar.

“Kita tentu tahu bahwa kualitas hidup seseorang ditentukan oleh kualitas makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Bayangkan jika kita selalu mengonsumsi makanan tidak sehat. Kita pun akan merasakan dampak buruknya meski tidak dalam jangka pendek”, papar Ely seraya menyebutkan, program urban farming di Kota Bandung kini sudah berjalan di 955 RW dari 1.500 RW yang ada.***