UrgTsk Chapter Japan : Gandeng Berbagai Daerah Lewat Turnamen Futsal

LINIMASA39 views

TASIKMALAYA, (KP).-

Meski terhalang jarak yang jauh, tidak sedikitpun mengurangi kecintaan terhadap daerah asal. Itulah yang sekiranya menggambarkan gerakan kreatif dari UrgTsk Chapter Japan ini.

Sesuai inisiasi di awal tiga penggagasnya yakni Uyung Aria, Adhitya Hiracahya, MaulanaYudiman, yang ingin menjadikan UrgTsk ini sebagai movement Urang Tasik untuk berkarya.

UrgTsk Chapter Japan, alias urang Tasik yang berada di Negari Matahari Terbit ini pun tidak ingin ketinggalan.

Danny Yuan, salah satu warga Tasikmalaya yang juga duta UrgTsk Chapter Japan mengatakan jika pihaknya tidak sekadar hanya mewadahi saja, mereka (urang Tasik, red-) yang kuliah-kerja-atau menetap di sana saja.

“Tapi kami ingin memperkenalkan dan mengangkat nama Tasik di sini, dengan gerakan kreatif,” kata dia.

Nah, baru saja nih, UrgTsk Chapter Japan usai mengadakan sebuah turnamen futsal. Menariknya di ajang tersebut, tidak hanya urang-urang asal Kota Resik yang digandeng, namun seluruh warga Indonesia berbagai suku dan daerah ikut memeriahkan sebagai
peserta kejuaraan tersebut.

“Di sini, kami sebagai pelaksana kegiatan, yang harapannya bisa mempertahankan bahkan meningkatkan rasa kebanggaan sebagai putra daerah, sekalipun kini tinggal di Jepang,” tambahnya dia.

Setidaknya 17 tim mengikuti kegiatan URGTSK Futsal Cup tersebut. Juara 1 dimenangi Tim Poras dari Medan, Juara 2 Tim Kyoumachi dari Jabar, Juara 3 Campuran Tim Metsugaki dan Juara 4 Tim SNS.

Tim Poras bersama UrgTsk, seusai kegiatan turnamen futsal.

 

Ke depan, ajang sebagai penyalur bakat ini juga akan digelar 4 bulan sekali. 24 Juli besok pun akan digelar Exata Futsal Cup, dimana Urgtsk pun dipercaya sebagai penyelenggara. “Dengan berbagai kesibukan masing-masing di sini, ya kita selalu usahakan untuk agendakan pertemuan,” ujarnya.  Bowling turnamen juga sempat dilakukan saat liburan Musim dingin lalu.

Danny mengatakan, mereka pun sering saling bertukar ide seputar langkah kreatif bagi untuk kota dan negara tercinta, juga kehidupan selanjutnya di tanah air setelah selesai perantauan. “Salah satu tantangan kami ya menyesuaikan waktu kosong dan juga tempat karena relatif berjauhan, tapi semuanya terbayarkan melihat antusiasme dan semangat teman-teman,” kata dia. (Astri Puspitasari)***