TAWANG, (KAPOL).- Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ullum optimis tidak akan bisa dipisahkan dan akan berpasangan dengan Ridwan Kamil maju dalam perhelatan Pilgub Jabar. Uu menyatakan kesiapannya dengan adanya SK yang dikeluarkan dari DPP PPP sekaligus pengumunan atau disebut semi deklarasi.
“Kami harus merubah cara dan format sosialisasi ke setiap daerah. Jika sebelumnya hanya menhkampanyekan Uu untuk Gubernur Jabar dengan pengukuhan Simpul (simpatisan Uu Ruzhanul Ullum). Hari ini sosialisasi tersebut harus ada pasangan Ridwal Kamil atau kang Emilnya,” kata Uu disela kesibukannya merawat kendaraan antik miliknya di Pendopo Lama Kota Tasikmalaya, Jumat (27/10/2017).
Dikatakan Uu, mesksi belum ada kesepakanan, namun pihaknya menyatakan ikon Rindu (Ridwan Kamil Dan Uu) sudah mulai digaungkan agar masyarakat bisa lebih suka dan mudah mengenali kepada pasangan Rindu tersebut.
“Rindu ke mana-mana bisa, Aku Rindu, Salam Rindu atau Titip Rindu kata atau nama yang sangat populis apalagi yang sedang bercinta tentu kata-kata Rindu akan selalu tergaung. Mudah-mudahan jika Rindu ingat Ridwan Kamil dan Uu,” ujarnya.
Disinggung jika tidak berpasangan dengan RK apa yang akan dilakukan Bupati Uu, Uu menegaskan, Selaku politisi harus optimis jangan pesimis. Jadi tidak ada kalau tidak berpasangan.
“Bagi kami tidak akan dijawab pertanyaan itu. Saya dengan Kang Emil bagaikan sutu bangunan. Kalau kata-kata Pak Harto, Dwi Tunggal yakni dua orang pemimpin tapi satu tujuan dalam kebersamaan. Emil dan Uu, saya optimis tidak akan berpisah dan tidak akan bisa dipisahkan,” katanya.
Untuk menjalin koalisi, lanjut Uu, maju dalam Pilgub ini pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menjaring koalisi. Pihaknya menyebutkan tidak memiliki kewenangan hal yang stratergis. Kewanang adalah daulah DPP, termasuk partai itu kewenanga DPP. Tapi perlu juga menyampaikan, koliasi Nasdem PPP dan PKB sudah dibicarakan sejak awal. Sejak RK mau naik jadi gubernur.
“Saya akan berkomunikasi secara pribadi dengan partai yang ada pada lingkaran pasangan terutama kami akan menemui secara pribadi ke pengurus DPW Jabar Nasdem. Kemudian Selasa pekan depan kami akan ke Jakarta menemui pengurus DPP Nasdem ini juga secara pribadi untuk membangun komunikasi,” katanya.
Kemudian, lanjut Uu, agenda akan terus berlanjut dengan mendatangi para kiai dan ulama se Jawa Barat guna menjalin komuninaksi. Bahwa pihaknya sudah berpasang denga Kang Emil. Selain itu, kata Uu, alumni Huda yang nota bene memiliki hubungan emisional, kultural dan idologis dengan pesantren induk. Artinya secara teori tidak mungkin bertentangan dengan keputusan pimpinan pusat dalam mensukseskan Pilgub ini. Namun tetap akan dijalin komukasi agar lebih kuat.
“Sebagai ketua Hamida dan seluaruh dewan kiai sudah tidak diragukan lagi dalam kesatuan langkah dan bergerak guna kesuksesan Rindu. Tapi mohon maaf kemenangan itu tidak cukup dengan alumni hamida saja. Meski cabang Hamida ada 1500 di seluruh indonesia yang mayoritas di Jawa Barat.
“Kami masih perlu dukungan dari petani, pengusaha termasuk pengusaha besar yakni pengusaha konveksi, otomotif kan di jawa barat banyak pungusaha besar untuk kemenangan pasangan Rindu ini,” katanya.
Apalagi, tambah Uu, amanat Pak Romi sebagai ketua DPP PPP kepada kami ada amanat yang lauar biasa, yakni perhatikan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, membuat wirausaha UKM, bumdes untuk menggerakan ekonomi populis.
“Satu-satunya Kabupaten se Indonesia seluruhnya 351 desa sudah memiliki bumdes. Bahkan Bapak Presiden direncanakan akan berdialog dengan para kepala desa sekaligus akan membagikan kartu tani di Tasikmalaya. Selain itu, pemeberantasan pornografi, porno aksi dan narkoba,” katanya.
Pihaknya, kata Uu, akan meminta bantuan dukungan terhadap seluruh pesantren yang ada di Jawa barat. Di wilayah Tasikmalaya saja ada sebanyak 800 pesantren yang terdaftar belum yang tidak terdaftar.
“Kami yakin setiap pesantren memliki hubungan emosional. Tapi tidak cukup dengan kiai dan pesantren saja. Artinya kami tidak akan eklusif. Saya anak pesantren Jangan beranggapan intolenran. Saya akan memperlihatkan penuh toleransi karena sebagai politisi itu harus siap beda. Berarti siap bersama dalam perbedaan. Dan itu tidak mungkin semua orang harus seragam, harus sama harus satu agama dengan kami, harus sama pandangan politik. Itu tidak bisa, karena itu fitrah alloh swt. Pluraris maka kami memiliki jiwa kebhinekaan,” katanya. (Erwin RW)***