Wabup Adang Hadari Jadi Mandor Dadakan

LINIMASA14 views

WABUB ADANG HADARI JADI MANDOR

PARIGI, (KAPOL).-
Alam memang tidak dapat diprediksi. Bangunan pilar penyangga yang saat ini sedang dikerjakan oleh rekanan pemborong untuk jembatan bailey itu ambruk pada Rabu malam (9/11/2016) sekira pukul 23.00 WIB. Bupati Kabupaten Pangandaran H Jeje Wiradinata yang pada saat berada dilokasi jembatan melihat secara langsung ambruknya bronjong batu yang di pasang pada pilar yang sedang di bangun baru mencapai sekitar 50 persen itu.

Dikarenakan pembangunan jembatan ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat khususnya masyarakat Pangandaran, maka Bupati Jeje Wiradinata menugaskan Wakil Bupatinya H Adang Hadari untuk pindah kantor di jembatan Ciputrapinggan.

“Saya tugaskan pak Wabub Adang Hadari untuk pindah kantor sampai jembatan darurat itu selesai,” ujar Jeje, Kamis, (10/11/2016).

Penugasan kepada Wabub Adang Hadari tersebut, kata Jeje, bukan untuk maksud lain, dikarenakan menurut dia, Adang Hadari mampu dan paham tentang ilmu kontruksi, sehingga bisa mengawasi jalannya pekerjaan pembangunan jembatan bailey tetsebut.

“Beliau (Adang) tahu soal kontruksi. Kalau saya kurang memahami, biar kegiatan pemerintahan lainnya saya yang handle,” ucapnya.

Dirinya mengaku melihat persis ambruknya bronjong batu yang berada di pilar untuk penyangga jembatan dari Zipur 3 Bandung. Sementara untuk pembangunan pilar penyangga untuk jembatan dari Kementerian PU PERA, kata Jeje tidak ada permasalahan, bahkan rangkaian jembatan akan dipasangkan.

Untuk mensiasatinya, maka Jeje berinisiatif untuk berembuk supaya jembatan darurat agar cepat terpaaang dalam kondisi cuaca dan volume air sungai sedang besar akibat curah hujan di daerah pegunungan cukup tinggi, sehingga arus sungai kembali menghantam pilar yang sedang di bangun tersebut.

Lanjut Jeje, pada saat itu juga, dirinya langsung berembuk dengan berbagai pihak termasuk pihak Kementerian PU PERA. Maka ditemukanlah jalan alternatif dengan memasang rangkaian jembatan bailey di lokasi glagar jembatan utama yang amruk tersebut dengan menambahkan kekuatan pada pilar bagian tengah.

“Sekarang sudah mulai dibekerjakan,” ucapnya, seraya dirinya mengatakan, bahwa pekerjaan jembatan akan seleaai suseua target yakni 45 hari kalendwr atau hingga tanggal 28 November besok,” ungkapnya.

Dalam pekerjaan jembatan ini harus sabar tidak bisa di buru-buru. Dan dirinya meminta ke pusat agar pengerjaan jembatan utama bisa dilakukan pada awal tahun 2017 setelah memberikan waktu untuk membangun kembali pilar yang amruk tersebut.

Ditempat terpisah rekanan pemborong Agus Mulayana membenarkan, bahwa pekerjaan satu dari pilar yang sedang dikerjakannya amruk. Kata Agus, ambruknya bronjong batu yang dipasangkan ditengah-tengah tiang pancang atau site file tersebut tidak dapat menahan bronjong dan akhirnya amruk.

“Rupanya rencana yang akan dipasangkan di jembatan milik Kementerian PU PERA tidak bisa diaplikasikan di lokasi pemasangan jembatan bailey dari Zipur. Ditambah lagi curah hujan di daerah pegunungan cukup tinggi sehingga tiang pancang yang ditancapkan untuk penahan bronjong tidak kuat menahan arus sungai dan akhirnya ambruk,” ungkapnya.

Beberapa warga memang sempat menilai bahwa pekerjaan jembatan dinilai lambat dan terkesan asal-asalan serta tidak memperhatikan keselamatan. Namun penilaian dari warga tersebut ditimpali oleh Agus. Menurut dia, kedalaman dan dasar sungai berbeda dengan kedalaman dan dasar sungai di lokasi pembangunan jembatan dari Kementerian PU PERA.

“Kalau di lokasi pekerjaan kami itu sungainya lebih dalam, sehingga tiang pancang yang dipasangkan berubah-ubah apabila dihantam arus sungai,” ungkapnya. (Agus Kusnadi)