GARUT, (KAPOL).- Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengingatkan kepada manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut, agar memenuhi ketersediaan obat-obatan untuk para peserta BPJS.
“Obat untuk pasien BPJS seharusnya selalu ada. Apalagi sekarang dengan sistem e-katalog, tapi terbatas. Saya belum mengecek keuangan rumah sakit dan BPJS seperti apa, tapi kemarin pak Bupati mengutarakan kekecewaannya, saya juga sama seperti itu,” kata Helmi sebelum berangkat kunjungan kerja ke Kalimantan, Kamis (4/7/2019).
Ia menuturkan, untuk perbaikan pelayanan pihaknya berencana melakukan perbaikan dalam hal manajemen yang ada di RSUD dr Slamet Garut, termasuk yang lainnya.
“Jadi ini memang perlu ada perbaikan-perbaikan di manajemen rumah sakit. Mungkin bisa ditanyakan langsung ke rumah sakit apa jadi kendalanya. Saya panggilah rumah sakit, jangan berlarut-larut, saya sudah memperingatkan jangan sampai tidak ada obat itu karena masyarakat itu bukan tidak membayar, tapi dibayar oleh pemerintah,” ujarnya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, yang juga Direktur RSUD dr Slamet, dr. Maskut Farid MM mengatakan, sebenarnya masalah obat pasien BPJS sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) No. 28 Tahun 2014, yakni seluruh penyakit berdasarkan indikasi medis bisa ditanggung BPJS kecuali yang telah disebutkan secara eksplisit tidak masuk pertanggungan.
“Dengan demikian jelas bahwa meskipun kelas BPJS yang diambil peserta berbeda satu sama lain, secara medis peserta akan mendapatkan pelayanan dan jaminan kesehatan yang sama,” ujarnya.
Menurut Maskut, pada intinya pihaknya berusaha memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pasien BPJS. Baik mereka yang rawat jalan maupun yang rawat inap.
“Namun, perlu dipastikan bahwa prosedur peserta BPJS Kesehatan harus dipenuhi. Jika tidak, bisa-bisa dianggap sebagai pasien umum dan membayar biaya sesuai tarif umum. Seringan apaopun syarat itu harus ditempuh,” ucap Maskut.
Sebagaimana diketahui, banyak masyarakat peserta BPJS Kesehatan, yang mengeluh karena keterbatasan obat-obatan. Terkadang mereka harus membeli sejumlah obat-obatan dari luar yang harganya mahal diluar tanggungan BPJS. (Dindin Herdiana)***