ADA kegiatan dan pemandangan yang tidak biasa disajikan panitia dalam memeriahkan Hari Jadi Garut (HJG) Ke 204 Tahun 2017 ini pada Jumat, 24 Februari 2017 lalu.
Kawasan Pendopo yang biasanya identik dengan kegiatan para pejabat pemerintahan Kabupaten Garut, siang itu disulap menjadi sebuah tempat pangkas rambut massal.
Puluhan kursi berderet dipasang di lahan parkir yang teduh itu.
Pemandangan unik tersebut adalah buah dari rangkaian acara HJG yang dipersembahkan oleh para tukang cukur tergabung pada Persatuan Pangkas Rambut Garut (PPRG) dengan mengadakan acara bakti sosial.
Acara yang menyediakan cukur gratis untuk seribu orang itu, diikuti sebanyak 150 orang tukang cukur dari Garut. Lewat acara bakti sosial ini warga Garut bisa mendapatkan pelayanan cukur dari sekitar 150 barberman Garut dengan tanpa merogoh kocek alias gratis.
Dalam memeriahkan HJG itu, sebanyak 150 personil tukang cukur dari 17 kecamatan di Kabupaten Garut yang bekerja diberbagai daerah di Indonesia pulang kampung. Mereka datang mengadakan bakti sosial berupa memangkas rambut secara gratis memeriahkan Hari Jadi Ke 204 Kabupaten Garut dengan menggelar cukur rambut massal.
Ternyata, bekerja bertahun-rahun di daerah orang tak memupuskan kecintaan para tukang cukur tersebut kepada daerah asalnya. Sekretaris PPRG, Irawan Hidayah mengaku sehari-hari bekerja sebagai tukang cukur di daerah Jakarta selatan. Ia sengaja meluangkan waktu datang ke Garut karena antusiasme untuk memeriahkan hari jadi Kabupaten Garut.
“Karena kecintaan kepada Garut, dari jauh-jauh hari sudah disiapkan untuk pulang. Kami datang bersama teman-teman sekitar 150 orang. Hari ini tidak bekerja,” katanya.
Sementara itu, salah seorang pengurus PPRG, Agus Sopyan menjelaskan, baru kali pertama ini melakukan cukur masal di tempat kelahirannya sendiri. Sebelumnya mereka menyebut, telah melakukan aksi serupa di Kabupaten Bandung Barat, Cilengsi, Tangerang, dan kota lainnya.
“Kalau di Garut baru kali ini saja. Sudah lama kami juga ingin mengadakan bakti sosial di tanah kelahiran kami yakni di Garut. Tapi baru kali ini terlaksana,” kata Agus.
Menurut Agus, tukang cukur yang dibawa dalam aksi masal ini adalah tukang cukur yang biasa berada di Jakarta, Bekasi dan kota-kota besar lainnya.
“Dalam memperingati Hari Jadi Garut ini, kami ingin memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui keahlian kami yakni memotong rambut,” ujarnya.
Iwan menyebut, tarif cukur rambut di kota-kota besar dibandrol senilai Rp 60 ribu per kepala plus pijit. Sedangkan di daerah seperti di Garut ini tidak lebih dari Rp 15 ribu per kepala.
“Kalau untuk pejabat seperti sekelas menteri Rp 250 ribu per satu orang itu pun kalau dia yang datang pada tempat kami. Tapi kalau kami yang dipanggil bayarannya bisa naik lima kali lipat, bahkan lebih dari itu. Bisa juga Rp 2 juta atau Rp 3 juta,” katanya.
Pelaksanaan cukur masal pada Jumat (24/2) lalu mulai digelar setelah sholat Jumatan, banyak anak sekolah, PNS, Polisi, TNI dan masyarakat umum yang sengaja datang ke lokasi hanya sekedar untuk dipotong rambut gratis.
Hingga bakti sosial itu berahir pada pukul 17.00 sore tercatat 1.517 warga yang dipotong rambut. Mereka dipotong oleh sebanyak 150 personil.
“Abdi wae tadi nyukuran dugi ka 12 jalmi. Murangkalih, remaja, dewasa oge seueur ka dieu malihan aya istri oge,” kata Heri salah seorang tukang cukur.
Agus menambahkan, kalau acara masal undangan biasanya satu orang tukang cukur dibayar Rp 100 ribu per orang. “Tetapi kalau ini kan bakti sosial jadi ya gratis saja. Biasanya kalau undangan itu dalam rangka memeriahkan hari-hari besar. Kalau seperti ini hari jadi garut ya kita terima saja undangan meskipun gratis,” katanya. (Dindin Herdiana).***