Warga Minta Pemerintah Bertindak Tegas Terhadap Wawan

HUKUM11 views

PAKENJENG, (KAPOL).-Warga Desa Tegalgede, Kec. Pakenjeng, meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Garut bertindak tegas terhadap warga yang mengaku-ngaku sebagai Jendral, dan melakukan penistaan agama.

Menurut warga, jika diukur secara material sepintas kasus itu wajar dan tidak merugikan. “Namun kalau dilihat secara akidah jelas membuat warga lainnya terganggu. Warga di sini jadi gaduh, terganggu dengan aktivitas warga tersebut,” kata Koko Komarudin (60) salah seorang tokoh warga setempat.

Atas dasar itu, warga berharap Pemerintah dalam hal ini pihak Kepolisian atau instansi terkait lainnya menindak tegas, tepat, cepat dan menertibkan aktivitas warga yang dapat memecah belah kesatuan NKRI dan mengganggu ibadah.

“Garut kota santri, maenya aya warga anu sholat na malik ka wetan. Di Garut aya tatanan hukum, maenya aya anu ngaku-ngaku Jendral. Lamun anu kitu terus dianteup bakal bahaya,” kata Asep Furkon (66) warga lainnya.

Sementara itu, kasus tersebut hingga kini masih dalam tahap penyelidikan. Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Garut, Selasa (4/4/2017) lalu kembali melakukan pemeriksaan terhadap 8 orang yang menjadi pengikut Wawan Setiawan (52) Jendral Bintang Empat Negara Islam Indonesia (NII), di Mapolres Garut.

Ke 8 orang tersebut diperiksa dugaan makar dan penistaan agama, yang diduga dilakukan Wawan Setiawan, yang mengajarkan shalat lima waktu menghadap k ke arah timur.

Kasatreskrim Polres Garut, AKP. Hairullah, menjelaskan pemeriksaan terhadap 8 orang saksi atas dugaan makar dan penistaan agama, termasuk memeriksa Kepala Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kartika Ernawati.

“Dari hasil pemeriksaan sementara, pengikut Wawan Setiawan, mengakui adanya negara NII selain NKRI. Kami juga sampai saat ini belum kembali melakukan pemeriksaan terhadap Wawan Setiawan, yang mengaku sebagai Jendral Bintang Empat. Namun pemeriksaan itu akan dijadwalkan kembalai beberapa hari kedepan, katanya.

Sementara salah seorang pengikut Wawan, Iwan Darmawan (53) mengatakan, jumlah pengikut NII yang melaksanakan salat menghadap ke arah timur di wilayah Kecamatan Pakenjeng berjumlah kurang dari 100 orang.

“Jumlah kami yang dewasa hanya sepuluh, tapi di sana (Pakenjeng) ada 80 anak-anak kami, yang juga ikut melaksanakan shalat kiblatnya ke arah timur,” ujarnya, usai menjalani pemeriksaan di Mapolres Garut. (Dindin Herdiana)***