TAMANSARI, (KAPOL).- Ratusan warga yang terdiri dari dua Kelurahan yakni Kelurahan Tamansari dan Setiawargi, Kecamatan Tamansari terus mendesak pihak pengelola Kandang Ayam di Kampung Cilampahan dan Cidolog Tamansari untuk menghentikan operasinya. Mereka terus bergerombol di lokasi tanpa bisa dikendalikan.
Aksi massa yang terbilang spontan selepas Salat Jum’at itu terus merangsek ke tiga komplek kandang ayam. Mereka akan menutup paksa kandang tersebut karena dianggap mencemari lingkungan menyangkut bau menyengat terhadap warga perkampungan.
Beruntung pihak Kepolisian dari Resort Tasikmalaya Kota dan Sektor Tamansari datang. Termasuk dari Pihak Kecamatan Tamansari dan Kelurahan yang meminta warga tenang serta memediasi keinginan warga dengan pengelola kandang.
Mediasi pun berlangsung alot yang akhirnya pihak pengelola yang diwakili Tutut berjanji pada Selasa (2/5/2017) akan menutup sendiri kandang ayam petelur tersebut.
Menurut koordinator massa, Ujang Ruslan sejak 2015 warga merasa resah atas kehadiran peternakan ayam di daerahnya. Dan memuncak ketika 2016 bertambah menjadi dua blok sehingga warga merasa terus diinjak yang akhirnya hari ini memilih bergerak sendiri.
“Tempo lalu kami sudah datang ke Bale Kota meminta ditutup. Tapi anehnya tak ada tindakan. Sekarang katanya Selasa akan ditutup. Ya kita coba tunggu lagi,” ujarnya.
Meski pihak pengelola kandang berjanji Selasa, warga tidak akan percaya begitu saja dan akan terus memantau niat serius pengelola.
“Kalau ingkar janji, jangan salah kan warga kalau nanti bergerak sendiri,” tuturnya.
Ujang pun meminta kepada pihak Kelurahan dan Kecamatan jangan begitu mudah menerima pendirian peternakan di Tamansari. Pasalnya sudah jelas keberadaan ternak ayam petelur ini meresahkan warga di mana-mana.
“Tahun lalu di Kawalu, sekarang di Tamansari. Jangan dianggap tak serius karena ini menyangkut kenyamanan hidup warga,” ujarnya.
Setelah mendapat kepastian akan ditutup Selasa, warga membubarkan diri sambil terus mendongkol karena ingin ditutup hari itu juga.
“Tong kena-kena ka urang kampung euy, sangeunahna,” teriak warga. (Jani Noor)***