Wartawan Senior H Rachmat Taufieq Dikebumikan di Babakan Karangapel

HUMANIORA11 views

Wartawan-Senior-H-Rachmat-TaufieqSEEKOR burung elang berputar putar terbang tinggi di atas komplek pemakaman umum  Dusun Babakan, Desa Karangampel, Kecamatan Baregbeg Selasa (7/6/2016) siang. Burung elang itu seolah olah  turut berduka dan ikut mengantarkan kepergian jasad  H Rachmat Taufieq wartawan senior menuju tempat peristirahatan yang terakhir di Dusun Babakan. Sebelum dikebumikan jasad H Rachmat Taufieq disholatkan di mesjid Dusun Karangampel tidak seberapa jauh dari rumah orang tuanya.

Di antara para handaitaulan dan kerabatnya yang ikut  menyalatkan adalah Drs. H. Wasdi Idjudin, M Si, Kepala Badan Pelajayan Perizinan Terpadu Penanaman Modal (BPPTM) Ciamis yang sudah saling mengenal dengan almarhum. Sementara yang mengantar ketempat peristirahatannya yang terakhir selain Ny Dedeh dan dua putera satu putrinya, handai taulan dan kerabatnya. Tampak juga H Undang Sudrajat dan Nurhandoko Wiyoso (Wartawan “PR”) Andri M Dhani (Wartawan Tribun Jabar), Bambang Bachrum dan Djarkasih (Mingguan Sunda Galura),

Kemudian Duddy RS, Pemred Kabar Priangan berikut staf dan beberapa wartawan lainnya. Termasuk  sejumlah kaum ibu dari keluarga besar Pikiran Rakyat di Tasikmalaya dan Ciamis.

Penulis kenal dengan almarhum sekitar tahun tujuh puluhan ketika bersama sama bergabung dengan Mingguan Umum (MU) Pikiran Rakyat Edisi Ciamis dikomandani Soekarna Djajaatmadja, wartawan “PR” yang bertugas di Ciamis.

Wartawan “PR” lain yang bertugas di Ciamis waktu itu adalah H. Iim Suryadireja dan H. Achmad Hidayat, namun dalam perjalanannya H Iim Suryadireja ditarik bertugas di Bandung, sedangkan H Achmad Hidayat ditugaskan ke Sukabumi. Terbitnya mingguan umum “PR” Edisi Ciamis waktu itu atas gagasan para tokoh masyarakat yang sebagaina menjadi anggota DPRD Ciamis.

Gagasan itu disambut pemimpim umum Harian Umum Pikiran Rakyat, bapak H Sakti Alamsyah yang didukung jajaran direktur dan para pemilik saham. Karena waktu itu untuk menerbitkan koran harus menempuh prosedur yang relatif sulit.

Dalam perjalanannya Mingguan Umum Pikiran Rakyat Edisi Ciamis ternyata menjadi pelopor koran masuk desa (KMD) di Indonesia yang diikuti oleh sejumlah penerbitan  koran  lainnya di Indonesia..

Pada jajaran redaksi MU Pikiran Rakyat Edisi Ciamis, selain penulis dan almarhum juga terdapat beberapa wartawan lainnya. Karena waktu itu tenaga masih relatif terbatas sehingga wartawan tidak hanya meliput dan menyusun berita. Namun juga belajar membuat lay out, menjadi korektor sampai membantu bagian sirkulasi.

Maka, setiap minggu seorang wartawan dibantu seorang staf bergiliran tugas ke Bandung dan pekerjaan lainnya.
Hanya sedikit beruntung karena bagi penulis dan almarhum mampu memproses film hitam putih sampai mencetak foto di ruang gelap.

Sehingga tidak harus bergantung kapada studio foto yang kadangkala  tidak buka. Sewaktu menjadi wartawan Mingguan Umum “PR’ Edisi Ciamis bersama almarhum  penuh pengalaman suka dan duka. Kalau kemalaman pulang meliput terpaksa tidur di masjid atau langgar di mana saja. Seusai pemakaman dilangsungkan tahlilan di pemakaman itu. (Suherman DS)