DARMARAJA, (KAPOL).-
Sejumlah elemen pegiat budaya gelar aksi pernyataan sikap terkait menjelang penggenangan Waduk Jatigede, dengan menggelar ruwatan di komplek Makam Keramat Prabu Aji Putih di blok Cipeueut, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Rabu (29/7/2015).
Hadir dalam acara itu, perwakilan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), Kaprabuan Sumedang Larang, budayawan dan seniman lokal serta Komunitas Keuyeup Bodas.
Tokoh masyarakat adat Cipaku, WD
Darmawan, mengungkapkan, acara tersebut tak lain sebagai upaya menyatukan persepsi masyarakat budaya menyikapi proyek Jatigede.
Dia menyampaikan bersatunya, masyarakat baik warga genangan dan masyarakat peduli budaya akan jadi kekuatan dalam menyampaikan aspirasi
“Masih banyak persoalan sosial, ekonomi dan budaya yang menjadi peer (pekerjaan rumah) pemerintah,” katanya disela acara.
Dalam kesempatan yang sama, banyak tokoh masyarakat yang mengungkapkan keprihatinannya.
Aktivis budaya, Pristi mengungkapkan, pemerintah wajib mengurusi peninggalan sejarah berupa situs atau makam yang dikeramatkan.
Nilai sakralitas situs dan makam keramat sangat dihargai tak hanya oleh warga sekitar genangan tapi jauh lebih luas di tatar sunda atau Jawa barat.
Karena keberadaan situs adalah ciri bukti peradaban leluhur yang harus tetap ada dan dijunjung tinggi.
“Sulit dinilai dengan apa pun,karena ikatan emosional sudah melekat. Saat ini situs-situs besar itu harus dijaga kesakralannya,” tuturnya. (Nanang Sutisna)
Komentar