Maraknya isu hoax dan terungkapnya pelaku penyebaran hoax menarik banyak perhatian.
Termasuk, Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 2 Tubagus Hasanuddin (Kang Hasan).
Kang Hasan yang juga pernah menjadi anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan keprihatinnya terhadap penyabaran isu yang tak bertanggung jawab, terlebih menyangkut isu sara.
“Para penyebar isu hoax ini sangat memprihatinkan, harus diberantas sampai akar,” katanya di Kota Bandung, Kamis (1/3/2018).
Isu hoax tersebut, lanjut Kang Hasan, bisa memecah belah persaudaraan dan persatuan masyarakat yang selama ini harmonis.
Pria yang pernah menjadi ajudan Presiden Habibie ini mengatakan para pelaku harus ditindak tegas sehingga menimbulkan efek jera serta menjadi contoh kepada para pelaku lainnya untuk tidak menyebarkan isu hoax tersebut.
“Saya yang menjadi ketua Panja Revisi UU ITE mengapresiasi aksi cepat kepolisian menangkap para pelaku, dan memang harus tegas supaya tidak semakin banyak isu isu hoax lainnya yang menyebar dan itu sangat merugikan,” tuturnya
Kang Hasan, memandang masifnya hoax tak terlepas dari hajatan pemilihan umum serentak kepala daerah 2018 dan pemilihan presiden 2019.
“Coba kita lihat, narasi yang dibangun adalah kebencian pada pemerintah. Menyerang Calon Kepala Daerah dengan Isu PKI, dan lain sebagainya,” ucap Kang Hasan
Karena itulah, kata dia, sebagai anak bangsa Kang Hasan mengajak semua komponen untuk menjaga kesatuan dan persatuan
“Sebagai politisi dan Calon Gubernur Jawa Barat saya ingin mengajak saudara saya, sahabat saya para calon, mari berpolitik secara beradab,” jelasnya.
Kang Hasan mengajak agar seluruh kandidat berlomba lomba meraih hati rakyat dengan program dan gagasan yang visioner bukannya memproduksi isu hoax dan sara serta mengadudomba rakyat.
“Dan untuk ke sekian kali saya sampaikan jangan Korbankan Jawa Barat yang aman damai ini hanya karena pilkada yang sesaat. Kekuasaan di tangan rakyat, mari berlomba mendekati mereka dengan cara cara yang santun,” tegasnya.
Kang Hasan menghimbau kepada masyarakat, khususnya di Jawa Barat, untuk tidak menelan bulat-bulat informasi yang tersebar di dunia maya serta bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial. Sehingga, penyebaran isu hoax bisa ditekan.
“Dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam menerima informasi, harus cross check terlebih dahulu kebenarannya, apalagi dunia maya yang tidak bisa di bendung. Masyarakat harus pintar memilah dan memilih, jangan asal nyebar,” ujarnya. (Azis Abdullah)***