BANJAR, (KAPOL).- Berdasarkan laporan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Banjar di tahun 2018, tercatat sebanyak 298 orang warga Banjar dan pendatang, terindikasi penyakit HIV Aids.
“Tetapi, semua harus kita data kembali karena ada sebagian yang sudah meninggal, sehingga surut menjadi sekitaran 280-an orang,” ucap Syahid Burhani, selaku pengelola program di KPA Kota Banjar, Jumat, (23/08/2019).
Dalam mengantisipasi makin membesarnya penyakit tersebut, KPA Kota Banjar menggelar pertemuan warga peduli Aids (WPA), yang dihadiri oleh Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, Kepala Dinas Kesejatan, dr. Herman, Kemenag, KUA, para kader serta LSM peduli Aids, di RM. Citra, Tanjungsukur, Pataruman, Kota Banjar, Jumat, (23/08/2019).
Diungkapkan Syahid, dari 298 orang, sebesar 35% nya adalah warga Kota Banjar.
“Penyebaran yang paling besar adalah LSL atau laki-laki suka laki-laki. Yang terdata hampir 1000 lebih di Banjar itu, termasuk yang diluar Banjar juga,” terangnya.
Selain itu, kasus HIV Aids juga masuk dalam tatanan rumah tangga, dimana para suaminya yang suka “jajan”, menjangkitkan penyakitnya ke istri.
“Biasanya usia nya produktif antara 15 hingga 24 tahun, dan itu yang paling rentan,” tuturnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihak KPA selalu rutin mengadakan pertemuan dengan komunitas, diantaranya komunitas Waria, LSL, PSK dan yang lainnya, namun terbentur dengan dana yang dimiliki, kegiatan pertemuan tersebut dianggap kurang maksimal.
“Karena terkendala dana pula, kita tidak bisa mengumpulkan semua orang dan tidak bisa sesering mungkin. Paling juga dari sekian banyak orang, yang bisa kami kumpulkan sekitar 20 orang-an. Namun kedepannya kami akan mencoba meminta dana lebih, agar bisa maksimal,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, dr. Herman, menambahkan, jika hal tersebut adalah problem bersama dan semuanya harus berperan.
“Ini adalah problem semuanya, dan semuanya harus berperan. Dari sektor masing-masing berperan, bagaimana angka HIV Aids ini bisa berkurang, atau yang terkena paling bisa harapan hidupnya tetap panjang. Tugas dari Dinas Kesehatan sendiri adalah mengawal,” imbuhnya.
Lebih lanjut Herman mengingatkan kepada masyarakat Kota Banjar terhadap babat, bibit dan bobot.
“Antisipasinya, yaa tadi saya ingatkan akan babat, bibit, dan bobot. Kemudian prilaku seks menyimpang dihilangkan, terus untuk mempergunakan kondom,” katanya. (Agus Berrie)***