SINGAPARNA, (KAPOL).-
Menjelang perhelatan pilkada calon tunggal di Kab. Tasikmalaya, Rabu (9/12/2015) mendatang, seluruh logistik pemilu sudah didistribusikan oleh KPU Kab. Tasikmalaya sejak seminggu yang lalu. Termasuk logistik khusus berupa template atau alat bantu untuk pemilih distabilitas tunanetra.
Pemilih tunanetra di Kab. Tasikmalaya mengeluhkan template yang disediakan KPU. Pasalnya template tersebut kualitasnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kab. Tasikmalaya, Jajang Riza Amarullah mengatakan huruf braile pada template terlalu kecil. Karena kecil, Jajang menilai penyandang tunanetra seperti dirinya akan kesulitan menggunakan template tersebut pada pelaksanaan pilkada nanti.
“Kalau kualitas kertasnya sangat baik. Hanya saja kuantitas dan mutunya kurang baik. Saya kesulitan membaca hurup pada tamplatenya,” kata Jajang, usai sosialisasi pilkada calon tunggal di SLB Aisiyah Singaparnaa Kab. Tasikmalaya, Minggu (6/12/2015) kemarin.
Padahal, kata Jajang, sebelumnya ia telah memberikan contoh template yang baik ke KPU Kab. Tasikmalaya. Tapi entah kenapa kualitas template yang disediakan KPU tidak sesuai dengan contoh yang diberikan. Karena kesulitan membaca huruf braile pada template yang terlalu kecil, kata Jajang, kemungkinan ia dan rekan-rekannya akan mencoblos dengan menggunakan nalar.
“Kiri untuk ‘Setuju’ dan kanan untuk ‘Tidak Setuju’,” kata Jajang.
Pilihan itu terpaksa diambil. Pasalnya jika penyandang tunanetra seperti harus membaca seluruh huruf braile di template yang terlalu kecil, akan memakan waktu cukup lama.
“Kemungkinan antara 10-15 menit,” kata Jajang.
Sementara itu, Ketua KPU Kab. Tasikmalaya, H. Deden Nurul Hidayat mengapresiasi kritik yang disampaikan teman-teman penyandang distabilitas. Kritik tersebut, kata Deden, akan digunakan untuk bahan evaluasi ke depan.
“Yang jelas pembuatan template ini tidak oleh KPU (Kab. Tasikmalaya, red). Tapi langsung dari pusat,” kata Deden. (Imam Mudofar)
Komentar