PARIGI, (KAPOL).- Serah terima hasil pengkajian rencana bisnis industri kelapa terpadu korporasi milik koperasi petani Agriterra dan Koperasi Produsen Mitra Kelapa (KPMK) Pangandaran dilakukan di kantor Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Pangandaran di Parigi, Kamis, (14/2/2019).
Menurut Penasehat Bisnis Agriterra Jakarta Tjandra Irawan yang kebetulan hadir mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Koperasi untuk mendorong dan menawarkan kepada para petani kelapa untuk masuk ke industri yakni pabrik pengolahan kelapa yang pemiliknya oleh petani pemasok kelapa.
“Itulah model koperasi. Biasanya kalau pabrik biasanya dimiliki oleh investor, petani hanya sebagai pemasok saja. Tapi ini petani yang memiliki pabrik tersebut,” ujar Tjandra, Kamis (14/2/2019).
Bahkan Presiden yang sekarang pun kata dia, menginginkan korporasi petani, dimana petani itu tidak hanya menjual kelapa nya saja tetapi bisa menjual santan, air kelapa, kokopit atau sabut kelapa.
“Dan usaha ini harus bersama-sama karena investasinya harus skala besar. Kalau dihitung-hitung mencapai 140 miliar, dan saya rasa untuk di Pangandaran bisa, di bagi oleh petani untuk 7 hektar untuk memproduksi 200 ribu butir kelapa perharinya, dan harga kelapa nya khusus di kisaran 1.500 perbutir,” ujar Tjandra, seraya dirinya mengatakan, usaha ini sedang dilakukan di Jawa Tengah.
“Tapi kalau di Jawa Tengah itu hanya untuk produksi padi,” ucapnya.
Salahsatu petani kelapa yang juga Ketua Koperasi Produsen Mitra Kelapa (KPMK) Pangandaran, Yohan Wijaya Nurahmat (35) asal Desa Cintakarya Kec Parigi mengatakan, model industri tersebut bisa terwujud di Pangandaran dan para petani bisa diuntungkan.
Pasalnya menurut Yohan, belum pernah ada industri seperti ini di indonesia.
“Kalau diluar negeri sudah ada industri yang dimiliki kelompok petani,” katanya.
Lanjut Yohan, jika hanya mengandalkan penjualan bahan mentah saja itu tidak akan mendatangkan keuntungan yang banyak. Apalagi harga buah kelapa selalu fluktuatip.
“Tapi jika menjual produk olahan kita bisa mendapat keuntungan lebih,” ujarnya.
Yohan berharap ada dorongan dari berbagai pihak, untuk mewujudkan konsep industri itu demi kemajuan para petani kelapa di Kab Pangandaran.
“Jelas melihat dari peluang tadi inj akan menguntungkan para petani kelapa dengan harga yang tinggi,” tutunya.
Kepala Dinas Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Pangandaran, Tedi Garnida mengatakan, untuk lahan 7 hektar itu baru awal melakukan industri berbasis koperasi dan itu bisa tersebar di 10 kecamatan yang ada di Kab Pangandaran.
“Apalagi lahan kelapa di Kab Pangandaran terdapat seluas 27 hektar namun karena alih fungsi tinggal 25 hektar, nah saya rasa bisa mengajak para petani untuk menyediakan lahan seluas 7 hektar tersebut, sekarang tinggal bagaimana mengajak para petani kelapa tersebut agar mau melakukan industri berbasis koperasi yang akan menguntungkan para petani kelapa,” ucapnya.
Tedi menambahkan, kegiatan ini juga melibatkan Dinas Pertanian Kab Pangandaran. (Agus Kusnadi)***