Ratusan Hektar Sawah di Banjar Kekeringan

BANJAR42 views

PURWAHARJA, (KAPOL).- Sejumlah petani mulai merasakan musim kemarau.

Ratusan hektar sawah yang mengalami kekeringan, akibat kekurangan air irigasi terus meluas di Kota Banjar belakangan ini. Kondisi sawah yang ditanami padi mulai terlihat “bareulah”.

Seperti halnya dialami sawah di Blok Cukang Gempol Dusun Randegan 1, Desa Raharja, Kec Purwaharja.

Keberadaan pompa air yang disediakan Pemerintah Desa Raharja itu dinilai mubazir.

Karena, pompa itu tak dipergunakan dan tak mencukupi kebutuhan air untuk sawah di wilayah tersebut.

“Saluran irigasi yang dilantai atau dilending selama ini, menimbulkan air tak mengalir lancar. Diduga akibat pekerjaan proyek tersebut tak diwaterpass. Istilahna tanggeung,” kata petani Ade Irwan (40), Warjo (50) dan Suherlan (37), Rabu (23/5/2018).

Kondisi aliran irigasi yang “tanggeung”, daerah hilir lebih atas dibanding di hulu, menimbulkan sumber air Bantarheulang, Bangunharja, Kec Cisaga, Kab Ciamis mengalir selama ini.

“Krisis air dari sumber air Bantarheulang sudah 8 tahunan. Itu semua dipicu landing irigasi yang berkualitas buruk. Terbukti menimbulkan air tak mengalir lancar selama ini,” ujar Suherlan.

Lebih lanjut permasalahan petani Blok Cukang Gempol kian komplek, seiring tibanya musim kemarau sekarang ini.

Otomatis, berimbas negatif terhadap hasil panen gabah. Akibat musim tanama padi di wilayah ini hanya setahun dua kali.

“Sakuduna ayeuna waktu dede pare. Akibat halodo hese cai, pelak pare jadi murungkut siga nudibonsai wae. Hayong kacaian kedah damel sumur bor, sakali naekeun mun nyewa desel sareng meser solar, kedah siap artos Rp 100 ribu per 100 bata. Hasil panen can puguh keneh,” kata Ade kepada “KAPOL”.

Pada kesempatan mereka menyatakan, bukan tidak kepikiran menanam palawija seperti kedelai saat menghadapi musim kemarau seperti sekarang ini.

“Kedelai hidup dan berkecambah karena ada air,” ujar mereka seraya berharap, keberpihakan pemerintah kepada petani supaya tak selalu merugi, menjadi daki melulu.Hal demikian sejalan Banjar Agropolitan itu. (D.Iwan)***