Pemkab Wacanakan Bentuk Kampung KB

BIROKRASI14 views

image

SINGAPARNA, (KAPOL).-
Pemkab Tasikmalaya mulai mewacanakan untuk membentuk kampung keluarga berencana (KB) di Kabupaten Tasikmalaya. Demi menyukseskan program nasional KB yang selama ini dinilai masih belum optimal. Masalah utamanya yakni tingkat kesadaran masyarakat dalam mengikuti program KB, terutama bagi pasangan muda yang baru saja menikah masih rendah.

Hal itu muncul sebagai salah satu rumusan yang keluar dari rapat kerja daerah (rakerda) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Pendopo baru Pemkab Tasikmalaya, Selasa (15/3/2016). Dengan adanya kampung KB disetiap daerah, minimalnya tiap kecamatan, diharapkan lebih mendekatkan program KB kepada masyarakat.

Diungkapkan Plh Bupati Tasikmalaya, Abdul Kodir, guna menyukseskan program KB secara nasional di Kabupaten Tasikmalaya sangat perlu dibentuk kampung KB di setiap daerah. Sehingga jalannya program KB bisa terfokus, khususnya dalam menggiring pemahaman masyarakar di desa tersebut mengenai pentingnya KB.

Efeknya tentu akan dirasakan bermangfaat menekan laju pertumbuhan penduduk serta tingkat ekonomi masyarakat.

“Kita mencoba semuanya untuk menjadi kampung KB. Kami meminta pak camat, babinsa, kantibmas hingga ke unsur desa ikut mensukseskan program KB dan bersinergi dengan petugas KB. Terutama untuk memberi pemahaman pentingnya mengikuti KB,” jelas Kodir.

Hasil capaian kepesertaan KB di tingkat kecamatan harus menjadi bahan evaluasi masing-masing kecamatan. BPMKB Kabupaten Tasikmalaya pun menargetkan dapat menaikkan angka partisipasi  KB  pada 2016 menjadi 77,7 persen. Untuk mewujudkan target tersebut, Pemkab Tasikmalaya pun menyiapkan anggaran yang cukup besar yakni Rp 3.048.971.250. Menggalakkan Kampung KB merupakan program provinsi  untuk merevitalisasi program KB yang dalam 10 tahun terakhir belum menunjukkan  kinerja yang menggembirakan.

Sementara itu,  Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kabupaten Tasikmalaya Wawan Ridwan Effendi menuturkan, ada beberapa sebab mengapa pasangan usia subur enggan mengikuti program KB. Pertama, pemahaman keluarga yang masih minim tentang KB, kedua faktor pengaruh lingkungan, serta faktor ekonomi keluarga.

“Kalau berdasarkan data,  ada yang ingin segera punya anak, tetapi juga karena ada yang memang  karena faktor lingkungan. Jadi mereka sulit untuk diajak mengikuti program KB,” jelas Wawan.

Selain alasan tersebut, minimnya tenaga penyuluh juga menjadi  faktor rendahnya  tingkat kepesertaan KB di Tasikmalaya. Saat ini,  jumlah Petugas Lapangan Keluarga Berencana  di Kabupaten hanya 47 orang. Sementara Tenaga Penggerak Desa hanay 148 orang.  Selama ini tenaga penyuluh sangat terbatas. Bayangkan satu TPD  harus membawahi 3 hingga 4 desa, sementara rata-rata wilayah desa memiliki jarak cukup jauh. (Imam Mudofar/ADV)

image