SUMEDANG, (KAPOL).- Masyarakat Kabupaten Sumedang diharapkan tetap bersinergi bersama aparat pemerintahan, TNI dan Polri dalam menyukseskan Pemilu 2019.
Bahkan warga harus bisa menangkal berita bohong atau hoaks serta isu sara dalam mewujudkan penyelenggaraan Pemilu 2019 yang aman dan damai.
Disampaikan, pimpinan pondok pesantren Islam Internasional Terpadu Asy-Syifaa Walmahmudiyyah, Abuya K H. M.Muhyiddin Abdul Qodir Al-Manafi, MA kepada “KAPOL”, Kamis (28/3/2019).
Menurutnya, warga secara bersama-sama harus mengawal dan ikut menyukseskan Pemilu yang juga tak mudah terbawa hasut oleh oknum penyebar hoaks.
“Berita-berita yang belum tentu kebenarannya bisa membuat celaka,” ujar Abuya.
Abuya mengatakan, menyebarkan hoaks atau informasi bohong didalam Islam itu sudah jelas merupakan dosa besar.
“Itu, termasuk menipu, menceritakan aib orang lain, dan fitnah, tidak hanya dalam agama Islam didalam agama lainnya pun sama tidak ada yang mengajarkan hoaks atau kebohongan,” tuturnya.
Dikatakan, jika ada yang mengajarkan hoaks, maka itu sebuah nista yang harus diklarifikasi dan dinasehati.
Karena, jangan sampai diantara umat ada yang melakukan perbuatan seperti itu karena merupakan dusta, berbohong dan fitnah.
Menurut Abuya, memasuki tahun politik ini memang rawan terjadi konflik.
Apalagi, lanjut Abuya, maraknya berita hoaks dan fitnah memang bisa membuat situasi semakin tidak kondusif.
“Maka dari itu, saya mengimbau masyarakat untuk tidak percaya hoaks dan menolak keras fitnah maupun berita atau gambar gambar yang sifatnya provokatif,” ucapnya.
Abuya menjelaskan, dalam menentukan pilihan pada Pemilu nanti, tentu saja harus sesuai dengan yang diharapkan untuk dijadikan pemimpin.
“Silahkan kita memilih yang menurut kita terbaik untuk dijadikan pemimpin. Namun, jangan beranggapan pemimpin yang bukan kita pilih disebut kurang baik dan jangan menjelekan atau menyudutkan yang lain serta jangan mempublikasikan pilihan kita harus diam-diam saja,” tuturnya.
Karena, kata Abuya, kalau semuanya diam-diam tentu kondisi akan aman.
“Yang membuat suasana ramai ini adalah ketika banyak orang yang berbicara. Seperti, pilihan saya ini loh, otomatis yang berbeda pilihan akan ikut berbicara. Sehingga, inilah yang akan menjadi kericuhan,” ucapnya.
Menurutnya, sebagai umat muslim dalam menentukan pilihan harus meminta kepada Allah SWT salah satunya dengan cara Istikharah.
“Nanti kalau Allah SWT sudah memberikan petunjuk, condong kemana hati kita maka pilihlah inilah cara yang terbaik,” tuturnya.
Abuya berpesan kepada calon pemimpin yang ingin mempunyai jabatan agar membuat strategi yang baik, murni, suci yang tidak mengakibatkan kepada kerusuhan, peperangan, saling jelek menjelekan satu sama lain.
“Selain itu, kepada masyarakat yang akan memilih pemimpin jangan sampai mudah diperalat oleh orang yang mempunyai kepentingan sehingga menjadi korban. Sehingga, harus berfikir panjang,” katanya.
Menurut Abuya, Pemilu sangat singkat hanya 5 tahun. Namun efeknya bisa sampai mati dan bukan hanya itu saja.
“Sebagai muslim berkeyakinan di Yaumil Kiyamah akan diadili dihadapan Allah SWT artinya bukan hanya sampai mati tapi sampai hari kiamat. Makanya kita harus berfikir panjang kita meski sudah ada pemimpin, tetap harus usaha sendiri, berjuang masing-masing siapapun yang menang kita harus sadar kesana,” ujarnya.
Diharapkan, warga jangan sampai diperalat untuk menjadi korban dan harus betul-betul bijak, menahan diri dan meninggalkan ego. (Azis Abdullah)**