SUMEDANG, (KAPOL).- Calon Gubernur Jawa Barat 2018 dari PDIP nomor urut 2, TB Hasanudin mengatakan, jika terpilih menjadi gubernur, dirinya berjanji bisa menyelesaikan persoalan terkait dampak sosial Waduk Jatigede dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun menjabat.
Ia mengakui, terkait persoalan Jatigede, dirinya sudah mengikuti dari belasan tahun ke belakang.
Bahkan sejumlah upaya pernah dilakukan, seperti membawa Gubernur Jabar dan Menteri PUPR ke wilayah Jatigede untuk mendengarkan aspirasi warga terkena dampak.
Namun kata dia, persoalan belum bisa diselesaikan hingga kini, karena pihak pemerintah saling tuding kewenangan.
“Proyek Jatigede selama 40 tahun menyisakan kesedihan bagi warga. Karena banyak persoalan yang belum selesai seperti ekonomi, pendidikan, insfratuktur,” ujarnya, saat melalukan kunjungan ke masyarakat terkena dampak Jatigede di lapangan Parakankondang, Kecamatan Jatigede, Senin (9/4).
Hadir dalam kunjungan sejumlah pengurus PDIP Sumedang serta ratusan kader dan simpatisan dari berbagai wilayah di Jatigede.
Dalam kesempatan itu, dirinya mengapresiasi dan menghormati pengorbanan warga terdampak. Sebab, dengan adanya Waduk Jagigede juga ada dampak positif yang dirasakan.
Seperti contoh, ada ribuan hektare lahan sawah yang bisa panen 3 kali karena adanya suplai untuk pengairan pertanian, seperti di Majalengka dan Indramayu.
“Saya sebenarnya pernah bertanya (terkait penyelesaian dampak sosial Jatigede) ke pihak Bupati dan Gubernur, tapi jawabannya hanya sebatas sedang dikerjakan,” katanya.
Namun demikian, ia mengakui, sebagai anggota DPR, tidak bisa memutuskan atau tidak memiliki kewenangan menyelesaikan persoalan.
Kewenangam tersebut ada di eksekutif atau pemerintah. “Kecuali nanti ketika sudah jadi Gubernur,” imbuhnya.
Ketika nanti jadi gubernur, tambah dia, dirinya berani menyelesaikan persoalan Jatigede karena berani menyempaikan langsung ke Presiden apa adanya.
“Hingga kini pihak pemerintah daerah hanya menyampaikan hal -hal yang baik ke Presiden terkait persoalan Waduk Jatigede. Inilah yang membuat masalah tidak selesai tuntas,” katanya.
Anggaran SPBS
Kang Hasan menilai Sumedang memiliki banyak potensi dalam bidang seni budaya, pariwisata serta pondok pesantren.
Berkaca dari itu, Ia menilai tepat jika anggaran peningkatan potensi seni dan budaya itu, diutamakan.
Sumedang, kata dia, dikenal dengan puseur budaya sunda yang dianggapnya program itu pun penganggarannya tampak tak jelas.
Sehingga, ujar dia menambahkan, kendati ada program SPBS pun, faktanya “nya kieu kieu keneh”.
Kemudian, kata dia, Sumedang pun berpotensi dalam bidang pariwisata.
Jika dikembangkan, kata dia, maka sejumlah objek wisata seperti Toga, Gedung Negara, seni budaya dan sebagainya, akan menggeliat.
Tak kalah penting, kata dia, Sumedang pun banyak pondok pesantren.
“Jika saya nanti terpilih, maka infrastruktur pesantren pun harus diutamakan. Saya sangat tahu bagaimana kondisi pondok pesantren sekarang ini,” ujarnya.
Dengan anggaran 1 Triliun per tahun, kata dia, maka diharapkan pesantren termasuk guru ngaji akan optimal. (Nanang Sutisna)***