SINGAPARNA, (KAPOL).-
Kabupaten Tasikmalaya tengah waspada wabah demam berdarah (DBD). Terlebih memasuki akhir bulan Februari 2016, grafik DBD di Kab. Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Tercatat ada 96 kasus DBD di bulan Februari ini. Sedangkan di bulan sebelumnya, Januari 2016, tercatat ada 81 kasus DBD di Kabupaten Tasikmalaya.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dr. Eli Hendalia menuturkan faktor cuaca jadi penyebab meningkatnya jumlah kasus DBD di Kabupaten Tasikmalaya. Ditambah lagi dengan pola kepatuhan masyarakat untuk menjalankan 3M sebagai bentuk upaya pencegahan penyakit ini masih terbilang rendah.
“Membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat juga untuk mencegah DBD. Jadi tidak hanya dari Dinas Kesehatan saja,” ujar Eli, Senin (29/02/2016) siang di kantornya.
Selain itu, ujar Eli, seharusnya di tiap-tiap desa ada kader Jumantik (juru pemantau jentik). Kader Jumantik ini yang nantinya akan memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk berperan aktif melakukan kegiatan 3M. Termasuk, kata Eli, fungsi utama kader Jumantik ini untuk memutus mata rantai peredaran jentik nyamuk penyebab DBD. Dengan demikian, kata Eli, penyebaran penyakit DBD ini bisa ditekan.
“Yang kader Jumantiknya sudah aktif baru di Kecamatan Singaparna saja. Selebihnya belum ada,” kata Eli. (Imam Mudofar)