Siswa di Sekolah Ini Bisa Ciptakan Mesin dalam Hitungan Jam

EDUKASI, LINIMASA20 views

SUMEDANG, (KAPOL).-
SMKN 1 Sumedang meluncurkan produk mesin perontok padi. Mesin berlabel Letios itu didesain para siswa semenjak tahun 2013.
Sampai saat ini SMKN 1 Sumedang mampu memproduksi ratusan unit mesin dan sudah dipasarkan ke berbagai konsumen, antara lain ke PT Pupuk Kujang sebanyak 50 unit, PT Pusri Palembang 15 unit dan ke sekolah di Indramayu 2 unit.

“Khusus ke PT Pupuk Kujang dan Palembang malah atas rekomendasi Dahlan Iskan,” ujar Entoh ST, kepala bengkel pemesinan SMKN 1 Sumedang, kepada wartawan, Kamis (10/9).
Selain itu, produk yang kini sudah mendapat sertifikat HAKI itu, mampu terjual ke kelompok tani atau individu.

“Terakhir kita diminta 8 unit oleh kelompok tani,” ungkapnya.
Entoh menerangkan, produk mesin perontok padi Letios diinisiasi mulai tahun 2013. Semua pengerjaan untuk membuat mesin Letios itu, murni dikerjakan para siswa bidang mesin.

Dalam 10 jam saja, para siswa mampu mengerjakan satu unit mesin.
“Saat ini untuk penjualan kita menunggu pemesan,” katanya.
Namun, kata Entoh, pihaknya kini menerima pemesanan produk yang cukup tinggi. Karena mesin perontok padi banyak yang membutuhkan.

Untuk kualitas, tambah dia, mesin yang dibandrol Rp 2 juta itu telah melalui lisensi dan uji kualitas yang komprehensif. Tak hanya industri yang membidik penggunaan mesin Letios ini nelainkan individu yang membutuhkan.

“Memudahkan petani dalam proses panen padi. Karena mesin tidak menggunakan bahan bakar. Praktis dan tidak memakan energi,” tuturnya.

Diharapkan, mesin perontok padi buatan siswa SMKN 1 ini mendapatkan hak desain industri, sehingga akan menjamin produk dan melindungi hasil karya siswa.

Sedangkan bagian dari komponen Letios antara lain, rangka, silinder perontok,mekanisme penggerak dan saringan padi. Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat Letios antara lain, besi kotak, besi pipa, plat, ram kawat, paku dan tambang plastik.

“Mudah-mudahan produk ini bisa memicu para siswa untuk lebih inovatif dan berdaya kreasi tinggi, sehingga mampu menghasilkan produk-produk yang mampu dan memiliki daya jual tinggi,” ujarnya. (Nanang Sutisna)

Komentar