30 Kejadian Bencana Terjadi di Kota Tasikmalaya

PERISTIWA22 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).- Menurut hasil rekap yang diterima BPBD Kota Tasikmalaya, diketahui bencana dampak dari hujan deras disertai angin kencang, mengakibatkan pohon tumbang dan bangunan tersapu angin.

Dari data yang diterima hingga kamis, 22 maret 2018, pukul 20.50 WIB, ada 30 titik yang berada di 10 kelurahan dan 7 kecamatan, terjadi bencana.

Diantaranya, kerusakan 21 unit rumah tinggal, 1 bangunan kantor, 2 sarana pendidikan, 6 unit sarana lainnya.

Staf pelaksana seksi Kedaruratan dan logistik, Harisman, saat ditemui dikantor BPBD Kota Tasikmalaya, mengatakan kejadian tersebut sudah bisa ditangani.

“Disamping melakukan penanganan darurat (evakuasi pohon tumbang), kami juga memberikan bantuan kebutuhan dasar seperti terpal, beras, mie instant, sarden, minyak, kecap, saus dan yang lainnya.” ucap Harisman.

Selain itu, Harisman akan membantu para korban yang terkena dampak kejadian dengan memberikan rekomendasi bantuan keuangan bagi korban bencana yg memenuhi ketentuan setelah melalui proses verifikasi.

“Kita cek dahulu ke lapangan, apa termasuk rusak berat, sedang atau ringan. Jika sudah bisa terkategorikan, baru kita bantu lewat OPD terkait untuk diusulkan bantuan,” ucapnya.

Ditempat terpisah, rumah milik Hermawan (35) dan Rahmawati (34) di Babakan Jati RT 1 RW 2, Mulyasari, Tamansari, Kota Tasikmalaya, kondisinya berantakan.

Dibagian dapur dan kamar mandi yang terkena hantaman pohon manggu, berjarak lima (5) meteran dengan posisi rumah.

“Pada saat itu saya lagi diwarung, cuma anak saya Risman yang ada di ruang tengah rumah bareng sodara yang lainnya, masih bersyukur cuma perabotan dapur yang rusak, tidak mengenai orang”, ungkap Rahmawati.

Disamping rumahnya tersebut, ada rumah milik Julaeha (70), yang mengalami hal serupa, namun tidak begitu parah, hanya sedikit mengenai atap dan keretakan.

Selain rumah, adapula sekolah tepatnya SDN 3 Tugu, di Kp. Nyompet, Tugu Jaya, Cihideung, Kota Tasikmalaya, yang memiliki 377 murid dan 13 rombongan belajar terkena imbas hujan deras.

Di lapang upacara sekaligus lapang olah raga, mengalami longsor diperkirakan sepanjang 15 meter x 2 meter.

“Ini karena keadaan alam topografi tanah sehingga tidak dipikirkan waktu dibangun. Kemiringan karena tadinya ini sawah, setelah pindah kesini sengaja ditimbun. Kondisi sekolah didirikan dari hasil pengerukan sawah sejak tahun 2010. Alhasil, kondisi tanah tidak kuat menghadapi cuaca buruk.” jelas Kepala Sekolah, Achmad Patoni, M.Pd. (Agus Berrie)***