Dua Gadis Pergi Dari Rumah Karena Menginginkan Kebebasan

KOTA TASIK28 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).- Orang tua harus benar-benar memperhatikan anaknya. Perhatian dan pengertian yang tidak cukup di rumah bisa menjadikan lebih asik tinggal di jalanan. Seperti yang terjadi terhadap Roro Rodiah (17) dan Dede Nurilah (16) yang dilaporkan hilang sejak Selasa (27/3/2018) lalu.

Saat ini keduanya sudah ditemukan, setelah didapatkan informasi berada di Kota Bandung. Pelajar salah satu SMP dan SMK di Kecamatan Ciawi, ditemukan setelah empat hari meninggalkan rumah dan mengunjungi dari satu daerah ke daerah lainnya.

Kepala Desa Bugel, Ruhimat kepada “KAPOL” mengatakan keduanya kini telah pulang dan ditemukan setelah sebelumnya menelepon keluarganya dan meminta dijemput oleh kakaknya.

Keduanya memberitahukan keberadaanya di Bandung, dan ingin dijemput hanya oleh kakaknya.

Bahkan mengancam jika tidak dijemput oleh kakaknya atau orang lain, tidak akan pulang. Dari keduanya, mengaku awalnya pergi ke Indihiang, Kawali, Nagreg dan terakhir Bandung, ungkapnya.

Orang tua korban, Koko mengaku merasa senang setelah anaknya pulang.

Namun sejak pulang hingga kini keduanya belum lancar diajak komunikasi, karena lebih banyak diam. Keduanya lebih banyak diam dan mengurung di kamar, malah banyak tidur, ungkapnya.

Sementara itu, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto mengatakan keduanya masih dalam pemantauan KPAID dan diserahkan kepada keluarga masing-masing.

Hasil dari komunikasi pendalaman terhadap keduanya, ternyata kondisi ana-anak masih belum bisa diajak bicara lebih jauh.

Namun pengakuan dari keduanya, sengaja meninggalkan rumah hanya karena menginginkan sebuah kebebasan.

Sehingga keduanya berinisiatif nekad pergi dari rumah tanpa tujuan hanya karena ingin kebebasan.

Keduanya terdampar di Kawali, Majalengka dan terakhir di Kota Bandung.

Hidup terlunta-lunta, dengan tidak adanya makanan dan tidak ada uang, bahkan tidur di mana saja termasuk di pos Satpam.

Kemudian di Kota Bandung itu, keduanya sempat berinteraksi dengan anak pengamen dan anak-anak punk.

“Ini yang nantinya akan kita dalami, dalam interaksi itu apa saja yang mereka lakukan. Adapun yang sebelumnya menjemput, masih merupakan teman-temannya dan akan dilakukan pendalaman juga,” ucapnya.

Dikatakan Ato, memang belum bisa menggali lebih jauh, karena kondisi fsikis keduanya masih terganggu. Terkait apakah ada masalah dengan keluarga, tentu jika dalam pandangan KPAI ada masalah.

Tetapi memang, parameter masalah ini tidak disadari oleh orang tua. Namun pada prinsipnya, masalah itu terjadi karena kurangnya komunikasi antara anak dengan orang tua.

“Anak sempat bilang terkait kepergiannya karena teman yang di facebook, namun tidak menjelaskan lebih jauh. Ini akan berusaha digali lebih dalam,” ungkapnya. (Ema Rohima)***