GARUT, (KAPOL).- Hujan deras dan lama yang mengguyur kawasan perkotaan Garut, Rabu (27/3/2019) sore menyebabkan sejumlah ruas jalan raya dilanda banjir.
Keberadaan air di jalan yang cukup tinggi mengakibatkan sejumlah kendaraan mogok sehingga menyebabkan kemacetan di beberapa ruas jalan utama.
Pantauan “KAPOL”, genangan air cukup parah di antaranya terjadi di kawasan Jalan Pembangunan tepatnya di betulan Kampung Umbultengah, Kelurahan Jayawaras, Kecamatan
Tarogong Kidul.
Air dengan ketinggian mencapai sekitar 40 centimeter menggenangi jalan sehingga banyak pengendara yang tak berani melewatinya.
Hal ini menyebabkan kelancaran arus lalu lintas menjadi sangat terganggu terutama dari arah Garut Kota menuju Bunderan Simpanglima karena banyak kendaraan yang berhenti di tengah jalan.
Aklibatnya, antrian kendaraanpun terjadi dengan panjang mencapai sekitar 200 meter.
Sementara itu, sejumlah anak-anak justeru malah terlihat asik menikmati keberadaan genangan air di ruas Jalan Pembangunan tersebut.
Dengan penuh suka cita mereka
menggunakan genangan air itu untuk bermain dan berenang.
Genangan air cukup tinggi dan parah juga terjadi di kawasan Jalan Suherman yang merupakan jalur utama dari arah bandung menuju Terminal Guntur.
Genangan air terjadi di beberapa titik akan tetapi yang paling parah terjadi tepat di depan Kantor Bersama yang masuk wilayah Kampung Ciateul, Tarogong Kidul.
Kondisi air yang tinggi dan deras di atas jalan raya menyebabkan para pengemudi ketakutan untuk melintasinya sehingga banyak yang memutuskan untuk berhenti.
Hal ini diperparah dengan banyaknya kendaraan yang mogok karena mesinnya terendam air terutama kendaraan roda dua.
Salah seorang pngguna jalan, Sigit, mengatakan kondisi genangan air sore itu di sejumlah ruas jalan utama di garut benar-benar parah.
Air dari sungai, selokan, dan darinase yang ada di pingir-pinggir jalan meluap ke jalan sehingga sangat mengganggu kelancaran lalu lintas.
“Melihat kondisi air yang deras dan tinggi di jalan, kami tak berani memaksakan diri melintasinya sehingga terpaksa berhenti sambil menunggu air agak surut. Kalaupun ada yang memaksakan melintas, tak sedikit yang pada akhirnya kendaraannya mogok karena mesin yang terendam air,” ujar warga Kampung Babakan jambe, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler ini.
Dikatakan Sigit, air yang menggenangi kawasan Jalan Suherman berasal dari luapan sunagi yang ada tepat di pinggir Kantor Bersama.
Tak hanya menggenangi di kawasan tersebut, air bahkan terus mengalir dengan deras ke arah Jalan KH Hasan Arif bahkan masuk ke areal Kampus Sekolah Tinggi Hukum (STH) Garut.
Selain di Jalan Suherman, tuturnya aliran air cukup deras juga terjadi di ruas Jalan Otista, tepatnya di seputaran pertigaan arah ke Rancabango hingga Bunderan Alun-alun Tarogong.
Disini juga sempat terjadi antrian kendaraan terutama ke arah yang menuju bandung.
Warga lainnya, Dede (32), mengaku heran setiap kali hujan turun dengan deras, di sejumlah titik di kawasan perkotaan Garut selalu dilada banjir parah.
Bahkan kini titik banjir parah sudah meluas ke kawasan Leles.
Dede menilai terjadinya kerusakan lingkungan yang cukup parah di Garut ini menjadi pemicu utama selalu terjadinya banjir parah.
Hal ini terutama diakibatkan
maraknya aktivitas galian C yang bahkan telah mengakibatkan gunung-gunung dan bukit nyaris rata dengan tanah.
“Terjadinya kerusakan lingkungan sangat parah akibat maraknya kegiatan galian C. Lihat saja kerusdakan yang terjadi pada Gunung Guntur serta gunung-gunung lainnya seperti yang ada di kawasan Tutugan Leles dan Warungpeuteuy yang kini hampir habis diekploitasi pasir dan bebatuannya,” ucap Dede.
Mengungsi
Hujan deras yang terjadi pada Rabu sore itu juga telah mengakibatkan sdejumlah warga yang tinggal di Kampung Sudika Indah, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul juga terpaksa mengungsi.
Hal ini menyusul terus naiknya ketinggian air di Sungai Cimanuk yang lokasinya tak jauh dari pemukiman mereka.
Ketua RW 13 Desa Haurpanggung, Nia Kurniawan, mengatakan para pengungsi mulai berdatangan ke kawasan Terminal Guntur yang posisinya lebih tinggi pada Rabu sore.
Mereka berasal dari sejumlah daerah yang selama ini kerap dilanda banjir akibat luapan Sungai Cimanuk.
“Cukup banyak pengungsi yang berdatangan ke kawasan Terminal Guntur. Mereka takut melihat air di Sungai Cimanuk yang begitu deras dan terus naik sehingga hampir
meluap ke pemukiman,” ujar Nia. (Aep Hendy S)***