GARUT, (KAPOL).- Tingginya volume sampah di wilayah perkotaan Garut saat ini sangat tak seimbang dengan daya
tampung tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirbajing.
Padahal TPA Pasirbajing merupakan satu-satunya TPA yang digunakan untuk menampung sampah di Garut.
Tak heran jika selama ini sampah selalu menjadi permasalahan pelik di Garut karena seringnya terjadi penumpukan baik di tempat-tempat pembuangan sementara maupun di TPA.
Agar permasalahannya tak semakin rumit, maka diperlukan segera adanya solusi dalam hal penanganan sampah di Garut.
Kasi Pengembangan Teknologi Pengolahan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
(DLHK) Kabupaten Garut, Nanang, mengakui jika sampah hingga saat ini masih jadi permasalahan yang sulit dipecahkan di Garut. Hal ini disebabkan berbagai faktor, diantaranya keterbatasan sarana armada truk pengangkut sampah.
Hal ini mengakibatkan, tumpukan sampah di tempat-tempat pembuangan sementara banyak yang tidak bisa terangkut, Ini tentu mengganggu kenyamanan sehingga wajar jika banyak diprotes oleh warga.
Selain keterbatasan sarana armada truk pengangkut, Nanang juga menyebutkan permasalahan penumpukan sampah juga disebabkan keterbatasan di TPA Pasirbajing.
Saat ini TPA tersebut sudah dinyatakan over kapasitas oleh tingginya volume sampah rumah tangga dan industri yang
dibuang ke sana.
“TPA Pasirbajing saat ini memang sudah tak lagi mampu menampung sampah atau sudah dinyatakan over kapasitas. Ini akibat tingginya volume sampah yang dibuang ke sana karena memang TPA ini satu-satunya yang digunakan di Garut,” ujar Nanang, Kamis (21/2/2019).
Dengan total luas lahan TPA Pasirbajing yang hanya 14 hektare, tuturnya, idealnya sudah dilakukan penambahan areal lahan untuk TPA atau pindah ke lokasi baru.
Namun apabila hal ini terlalu sulit dilakukan, paling tidak dilakukan revitalisasi atau penataan.
Menurut Nanang, solusi lainnya juga bisa dilakukan dengan cara pembukaan akses jalan baru menuju area TPA Pasirbajing.
Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan TPA yang menurutnya masih banyak yang bisa dimanfaatkan.
Ia mengatakan, kendala yang terjadi selama ini kendaraan truk pengangkut sampah sulit untuk menjangkau titik-titik tertentu di area TPA Pasirbajing.
Hal ini dikarenakan kondisi jalan
yang sangat parah serta ada juga lokasi yang tak bisa dijangkau karena jalannya tertutup tumpukan sampah.
“Kondisi jalan yang ada saat ini juga menjadi kendala cukup berarti dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan lahan TPA yang ada saat ini. Selain itu, kurang tertatanya dengan baik zona wilayah pembuangan sampah juga menyebabkan ada sebagian lahan yang sulit dijangkau petugas,” katanya.
Nanang mengaku optimis ke depannya sampah tak akan menjadi permasalahan yang sulit terpecahkan solusi penanganannya di Garut.
Selain revitalisasi dan perbaikan akses jalan, Pemkab Garut juga telah menyiapkan sejumlah solusi alternatif lainnya.
Salah satunya yakni dengan membuak lahan TPA yang baru di sejumlah daerah seperti halnya di wilayah selatan
Garut.
Bahkan tandas Nanang, pemerintah juga sudah memikirkan rencana pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi juga rencana pembuangan sampah ke TPA Legoknangka yang ada di wilayah Nagreg, Kabupaten Bandung.
Disamping itu, Pemkab Garut juga sudah beberapa kali mengundang dan melakukan pertemuan dengan sejumlah perusahaan dari beberapa negara untuk membicarakan rencana kerjasama dalam hal pengolahan sampah. (Aep Hendy S)***