TARKA, (KAPOL).- Ratusan warga Desa Sukawangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Sabtu (3/8/2019) malam kemarin berbondong-bondong datang ke Lapang Bola Desa Sukawangi.
Mereka datang untuk bersama-sama nonton film Keluarga Cemara yang belum lama ini menjadi salah satu film terlaris yang ditonton di bioskop.
Kegiatan nonton bareng film Keluarga Cemara secara gratis itu diselenggarakan Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud RI bekerja sama dengan Komisi X DPR RI.
Kegiatan itu mendapat sambutan antusias warga sehingga dalam kondisi cuaca dinginpun mereka tetap bertahan hingga film selesai diputar.
Bahkan ketika film sudah selesai diputar pun, warga masih bertahan untuk tidak langsung pulang.
Mereka masih bertahan dan berharap bisa mendapatkan hadiah doorprize yang disediakan panitia.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah menyebutkan kegiatan tersebut tidak diselenggarakan secara sekonyong-konyong dan tanpa alasan.
Kegiatan dilaksanakan atas beberapa pertimbangan di antaranya adanya permintaan dari masyarakat.
Dikatakannya, selain adanya permintaan dari masyarakat, kegiatan tersebut juga untuk menjadikan film Indonesia sebagai raja di negrinya sendiri.
Diharapkan masyarakat lebih mencintai film Indonesia ketimbang film dari luar
“Kegiatan ini bagian dari kampanye
untuk mencintai dan juga mempopularkan film di negeri sendiri. Film kita tak kalah bagusnya oleh film luar bahkan film yang kita pertontonkan juga bukan hanya yang bersifat tontonan tapi juga yang memgandung tuntunan,” ujar Ferdi yang ditemui seusai kegiatan nonton bareng di Lapang Sepak Bola Desa Sukawangi.
Menurut Ferdi, selama ini Komisi X memang konsisten untuk memajukan perfilman nasional.
Berbagai upayapun terus dilakukan melalui kerja sama dengan pihak-pihak terkait lainnya.
Ferdi juga tak bosan-bosan mengajak para pelaku insan perfilman di Indonesia untuk lebih banyak membuat film dan berkompetisi untuk kemajuan perfilman nasional.
Tak hanya itu pihaknya juga menginginkan agar para pelaku perfilman untuk melakukan kompetensi karena memang pembuatan film memerlukan keahlian khusus.
“Kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan minat nonton film Indonesia pada masyarakat dalam negri,” katanya.
Disebutkan Ferdi, dalam konteks membuat film itu memang bukanlah sesuatu yang mudah, terutama dalam membuat perfilman Indonesia menjadi raja di negri sendiri.
Proses ini akan dilihat tiga sampai 5 tahun yang akan datang sehingga perlu dipupuk dari sekarang.
Bicara tentang Kabupaten Garut kaitannya dengan film, menurut Ferdi Garut punya sejarah yang bagus dalam perfilman.
Bahkan perkembangan perfilman di Garut sudah muncul sejak 1986 di mana banyak pembuatan film yang dibuat oleh orang Garut dan bertempat di Garut pula.
Politisi Partai Golkar ini melihat Garut sendiri memiliki potensi yang sangat baik dalam dunia perfilman.
Selain banyak pelaku film, Garut juga mempunyai berbagai potensi alam yang sangat menunjang.
“Kita dijadikan Garut sebagai tempat pembuatan film dan untuk itu memang sudah ada tawaran. Garut memiliki kebudayaan yang sangat beragam dengan ditunjang kondisi alam yang sangat bagus pula,” ucap Ferdi. (Aep Hendy S)***