KARANGNUNGGAL, (KAPOL).-Seni Debus dan Lais yang kerap menantang maut, dan kondisinya sudah semakin langka, ternyata di Tasikmalaya selatan ( Tasela) masih tetap eksis.
Salah satunya Seni Debus dan Lais Pusaka Sawargi, Kampung Pasireurih, Desa Cikupa, Kec. Karangnunggal, masih mampu menyuguhkan aksi yang mendebarkan jantung orang yang melihatnya.
Endang S diusianya yang mencapai 64 tahun, masih bisa menampilkan aksi-aksi menantang. Ia meliuk-liuk di atas tambang dengan ketinggian 10 M. Dan membuat degub jantung berdebar-debar.
Tanpa “tande aling-aling” dia memamerkan “kabisana” dengan gesit dan menebar decak kekaguman yang melihat.
“Simkuring, tos biasa dina Lais salami 52 taun, ti umur 12 taun. Harita taun 1975, sadayana nu ngiring maen wargi,” jelasnya di sela tampil dalam acara salah satu perusahaan rokok ternama kerjasama dengang Dangiang Sunda Pakidulan di Lapangan Bola Bojongasih Rabu (12/7/2017).
Endang S tak hanya jago meliuk-liuk di atas tambang, iapun sangat piawai bermain debus menggesek-gesekan golok tajam di lidahnya dan seluruh tubuhnya.
Seni Lais menurut Endang kini peminatnya sudah mulai menurun, hanya dalam acara-acara tertentu saja. “Duka kumaha tah Lais ka payuna aya nu nuneruskeun, sabab teu tiasa sagawayah jalma diajar Lais, Kuring oge guguru Lais teh ti urang Banten,” imbuhnya.
Ditanya apa resepnya bisa berkarobat menantang maut bermain Lais, jawabannya. “Bismillah dan yakin,” ucapnya singkat sambil tersenyum.
Meski sebelum prung matandang dia mengeluarkan dulu senjata khas Siliwangi yakni sebilah Kujang. (Agung Ilham Setiadi)***