Kebersihan dan Keamanan Jadi PR Untuk Pariwisata

KAB. TASIK21 views

SUKARATU, (KAPOL).-Gencarnya promosi tempat wisata kadang tak diiringi kesadaran pengunjung dan pemerintah untuk menata dan menjaganya. Kebersihan dan keamanan masih menjadi masalah dalam pengembangan wisata di Kabupaten Tasikmalaya.

Seperti halnya obyek wisata Cipanas Galunggung di Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya yang masih kotor dan belum menjamin keamanan bagi para wisatawan. Selain itu, masih banyak persoalan yang dianggap akan berpengaruh besar terhadap nilai kepuasan pengunjung.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Tasikmalaya, H. Ami Fahmi kepada “KAPOL” Jumat (18/1/2019).

Menurutnya, salah satu wisata yang kini menjadi sorotan dan masih kotor yakni Cipanas Galunggung. Hal ini terlihat setelah pihaknya melakukan kunjungan kerja ke obyek wisata Cipanas Galunggung guna melakukan monitoring dan evaluasi, Kamis (17/1/2019).

Ternyata masih banyak kekurangan yang menjadi persoalan di obyek wisata tersebut, seperti halnya kebersihan dan keamanan. Namun selain kebersihan dan keamanan, masih adanya sejumlah persoalan yang harus ditindaklanjuti dengan langkah-langkah tepat, seperti kondisi kolam pemandian dengan kondisi lantainya yang kumuh dan kusam kurang terawat. Padahal itu berpengaruh terhadap kesan lokasi wisata di Kabupaten Tasikmalaya dimata para wisatawan.

Selain itu, minimnya bak penampungan air panas yang juga berukuran kecil, dinilai akan mengurangi daya tarik wisatawan untuk berkunjung dan berendam di air panas.

“Cipanas Galunggung menjadi destinasi andalan Pemkab Tasikmalaya yang memiliki potensi besar untuk mendatangkan PAD dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun dengan syarat, obyek wisata tersebut dirawat dan ditata dengan baik. Sehingga apa yang kurang baik saat ini harus diperbaiki, khususnya berkaitan dengan fasilitas,” tuturnya.

Dikatakan Ami, di lokasi tersebut juga harus memiliki bak penampungan air panas, untuk cadangan jika kolam rendam dikuras atau dibersihkan. Sehingga, untuk mengisinya kembali tidak perlu memakan waktu lama sampai seharian.

Untuk mengatasi tersebut, selain harus ada perhatian dari pemerintah khususnya menyediakan fasilitas, juga butuh peran serta masyarakat. Masyarakat tidak boleh berperan pasif hanya sebagai penonton. Melainkan masyarakat juga harus pro aktif dalam menjaga kebersihan dan keamanan lokasi wisata.

“Memang selian menambah fasilitas, kita juga harus menyadarkan masyarakat. Revolusi mental kata Pak Presiden. Makanya kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat. Masyarakat dalam hal ini tidak hanya sebagai penonton, tapi juga harus berpartisipasi. Karena masyarakat merupakan stakeholder untuk pengembangan kepariwisataan selain pemerintah,” jelasnya.

Ditambahkan Ami, masyarakat juga sebagai tuan rumah. Makanya masyarakat harus menciptakan daerahnya yang bersih, yang aman dan sehat supaya menarik wisatawan.

Sampai saat ini, pihaknya masih melakukan kunjungan ke tiap-tiap daerah. Terutama daerah yang lokasi wisatanya masih kotor dan tidak aman.

“Kita melihat destinasinya, mana yang kotor. Yang perlu kita benahi. Sampahnya masih banyak,” ungkapnya

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, H. Asep Saeful Bachri mengatakan masukan dari Komisi 4 akan ditindaklanjuti dengan membahasnya di internal. Harapannya, setiap destinasi wisata bisa dibenahi dan menjadi daya tarik wisatawan, ungkapnya. (Ema Rohima)***