SUKARATU, (KAPOL).-Akhir-akhir ini, keluhan dari masyarakat terkait kondisi Objek Wisata Galunggung di media sosial menjadi topik pembahasan yang cukup menyita perhatian. Keluhan tersebut, mulai dari banyaknya tiket masuk di setiap pintu hingga minimnya fasilitas di Objek wisata andalan di Kabupaten Tasikmalaya tersebut.
Kondisi tersebut memang diakui Kasi Pengembangan dan Analisis Pasar Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya Nono Kurniawan.
Menurut dia, banyaknya pungutan biaya tiket masuk di Objek wisata Galunggung karena ada dualisme pengeloaan, yakni Pemkab Tasikmalaya dan Perhutani. Saat memasuki Objek wisata Galunggung, pengunjung diminta beberapa kali tiket mulai dari tiket masuk yang dikelola pemkab Tasikmalaya dan tiket menuju kawah yang dikelola perhutani.
“Kita juga banyak menerima keluhan tersebut. Jadi kita sebenarnya pernah satukan tiket masuk jadi sekali bayar, akan tapi masyarakat mengeluhkan tiket masuk katanya jadi cukup mahal,” terang Nono.
Dengan kondisi itu, pihaknya saat ini fokus menata objek wisata Galunggung mulai dari fasilitas kolam, lokasi gajebo, penataan tiket masuk hingga infrastruktur penunjang lainnya. Untuk Fasilitas, Pemkab Tasikmalaya mendapatkan Anggaran dari Provinsi, Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU).
Sementara untuk penataan tiket, pihaknya akan mengirimkan surat ke Perhutani untuk pengambil alihan wahana wisata yang ada di Perhutani. Jika pengajuan itu dikabulkan, maka Pemkab Tasikmalaya leluasa dalam mengelola objek wisata Galunggung.
“Sesuai dengan RPJMD, tahun ini kita fokus pada dua objek wisata, yakni Galunggung dan karangtawulan di Cikalong. Jadi kita akan maksimalkan anggaran yang didapat,” tegas dia. (Aris Mohamad F)***