SINGAPARNA, (KAPOL).-Pelaksanaan Tasik Motekar di Komplek Perkantoran Gedung Bupati (Gebu) Kabupaten Tasikmalaya, ramai dihujani kritik di media sosial Facebook.
Pasalnya saat masyarakat yang hendak berkunjung ke dalam area kawasan gedung pemerintahan tersebut, mereka harus membayar tiket masuk yang ditarif sebesar Rp5.000 per orang.
Belum lagi bayar parkiran kendaraan bermotor yang berfariasi Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk roda 4. Pungutan tiket masuk dan parkir ini berlansung sejak sore hingga malam malam hari. Apalagi ketika ada acara hiburan live musik, seperti hanya pada Selasa (23/7/2019) malam, ketika ada Charlie Setia Band yang menyedot ribuan pengunjung.
Dalam media sosial facebook, topik mengenai pungutan tarif tiket masuk ini cukup menyita perhatian publik dengan ratusan komentar yang membanjirinya. Seperti dilontarkan akun Putu Galunggung dalam Group Forum Diskusi Terbuka Masyarakat Tasikmalaya. Dalam unggahanya, ia merasa heran acara Tasik Motekar yang sejatinya merupakan pesta rakyat harus membayar tiket masuk.
“Asa kirang merenah pami dina acara ultah hari jadi KABTAS, bade lebet kalokasi oge kedah bayar tiket masuk. punten sanes ewel kuduit 5.000 ngan asa tepantes we cek kuring mah ari dina acara pesta rakyar mah,” unggahnya.
Postingan itu pun mendapatkan berbagai tanggapan dari warga facebook lainnya, Yusep Fpti menanggapi postingan tersebut, “Cariosna ulang taun rakyat tapi kalah mayar rakyatna asa kacida pa bupati. Kan eta artos anggaran teh nu rakyat tolong di perhatikan“.
Akun lainnya Rizal Saputra mengompetari, “Kedah ditelusuri hela. Naha leres eta karcis resmi atanapi oknum anu ngamangfaatkeun“.
Di lapangan hal yang sama diakui Dani (31l) warga Cikiray Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna. Ia yang berniat melihat beberapa pertunjukan di Tasik Motekar justru merasa heran karena diminta uang sebesar Rp 5.000. Saat ditanyakan, itu merupakan tiket masuk dan parkir.
“Saya justru heran, katanya gratis tapi pas masuk diminta uang. Untuk tiket sama parkir. Malam saya ke sana ingin liat live musik,” papar Dani.
Dihubungi terpisah, Ketua Panitia Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya ke-387 Safari Agustin menuturkan, Tasik Motekar digelar sebagai pesta rakyat bagian rangkaian hari jadi.
Akan tetapi ia membantah bila ada pungutan tiket masuk ke kawasan kompleks perkantoran Gebu tempat berlangsungnya acara tersebut. Sebab semua dipersilahkan masuk secara gratis. Adapun bila ada karcis parkir itu dinilai wajar, namun itu pun bukan oleh panitia acara.
“Tidak ada tiket masuk, semua gratis. Bila ada yang meminta uang dengan dalih tiket masuk itu ilegal dan bukan kami,” jelas dia.
Adapun yang terjadi adanya penarikan uang tiket masuk, hal itu merupakan ulah oknum masyarakat yang memanfaatkan momen untuk kepentingan pribadi.
Safari juga mengakui, pihaknya menerima laporan adanya penarikan uang tiket masuk, pihaknya sudah melakukan upaya mencari dan mengamankan oknum masyarakat tersebut. Akan tetapi nyatanya mereka kucing-kucingan dengan petugas dan kembali beroprasi.
“Kami telah lakukan sweeping bersama Satpol PP dan petugas Kepolisian. Kami tegaskan masuk ke Tasik Motekar itu gratis, tanpa pungutan sepeserpun. ” pungkas Safari dalam sambungan telepon.
Adanya pungutan liar ini dikatakan dia sangat mencoreng citra dari Pemkab Tasikmalaya. Bahkan dirinya pun banyak mendapatkan keluhan via telpon dari kerabat, teman, bahkan saudaranya yang mengeluhkan kejadian tidak mengenakan tersebut. (Aris Mohamad F)***