Atap Ruang Kelas Ambruk, Siswa SMAN 30 Belajar di Pelataran

PERISTIWA15 views

CIHURIP, (KAPOL).- Ambruknya atap tiga bangunan kelas SMAN 30 Garut yang berlokasi di wilayah Kecamatan Cihurip, Selasa (4/4/2017) kemarin, telah mengakibatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut terganggu.

Para siswa terpaksa harus belajar di pelataran sekolah Rabu (5/4/2017). Hal ini dikarenakan kondisi ruang kelas yang tidak memungkinkan untuk digunakan belajar, karena mengalami kerusakan parah pada bagian atapnya.

Sementara itu reruntuhan material atap yang ambruk masih dibiarkan berserakan di dalam ruang kelas. Sebagian siswa pun harus menunggu giliran belajar karena teras ruang kantor tak cukup menampung para siswa.

Kepala SMAN 30 Garut, Dede Kustoyo, mengakui kalau ambruknya atap tiga bangunan kelas di sekolahnya itu telah mengganggu kegiatan belajar mengajar. Meskipun tidak sampai kegiatan belajar mengajar terhenti.

“Memang terganggu karena seluruh ruang kelas tidak bisa digunakan untuk belajar. Kami pun menggunakan pelataran sekolah menjadi tempat belajar siswa sehingga kegiatan belajar masih berjalan walaupun kurang nyaman,” ujar Dede, Rabu (5/4/2017).

Menurut Dede, ambruknya atap sekolah diduga karena tidak kuat menahan beban karena sering diguyur hujan. Ada tiga ruang kelas yang atapnya ambruk dan tidak bisa digunakan.

Diungkapkannya, bangunan sekolah tersebut baru selesai dibangun dua tahun lalu. Sebelum diperbaiki, pihak sekolah akan memindahkan lokasi belajar di ruang kantor yang masih bisa digunakan.

“Karena kegiatan belajar mengajar di pelataran sekolah tidak efektif karena tidak nyaman, maka nantinya akan kita pindahkan ke ruangan kantor. Namun sebelumnya ruangan tersebut terlebih dahulu harus kita sekat-sekat dulu,” katanya.

Dede pun mengaku kebingungan untuk menggelar Ujian Nasional (UN) yang akan dilaksanakan pekan depan. Kemungkinan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Desa Cihurip dan Polsek Cihurip agar bisa menggunakan aula untuk kegiatan UN.

Salah seorang siswi, Novi (16), mengaku kondisi belajar di teras sekolah itu sangat tidak nyaman. Ia berharap ruang kelas bisa segera diperbaiki agar bisa kembali belajar dengan normal.

“Enggak fokus juga belajar di luar seperti ini. Tidak hanya berisik tapi juga terganggu cuaca yang tidak terhalang. Pokoknya ga nyaman,” komentar Novi.

Hal yang sama juga dikatakan Eli Alatas, salah seorang guru. Menurutnya, kegiatan belajar di teras sekolah terpaksa dilakukan agar aktivitas belajar mengajar tidak terhambat.

“Para siswa juga tetap semangat meski ada keterbatasan. Kami harap bisa segera ada perbaikan,” katanya.(Aep Hendy S)***