SINGAPARNA, (KAPOL).- Berbagai permasalahan masih kerap muncul di dunia pendidikan. Termasuk penurunan kualitas tenaga pendidik. Berbagai faktor dianggap jadi penyebabnya. Mulai dari perubahan arah kebijakan dari Pemerintah Pusat sampai dengan realita yang terjadi hari ini soal kekurangan guru, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya.
Ketua PGRI Kabupaten Tasikmalaya, Akhmad Juhana menuturkan untuk menyikapi berbagai permasalahan pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya, salah satu solusinya adalah para kepala sekolah dituntuk untuk lebih kreatif membaca permasalahan yang ada. Termasuk memberikan solusi kebijakan yang tepat dengan segala keterbatasan yang ada di lingkungannya masing-masing.
“Karena kompetensi kepemimpinan kepala sekolah saat ini dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Paling tidak kami menyebutnya ini jentik-jentik pendangkalan kualitas kepala sekolah,” kata Juhana usai membuka Seminar dan Lokakarya bagi para kepala sekolah di Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (23/11/2017).
PGRI melihat, lanjut Juhana, kurang lebih ada tiga poin permasalahan yang hari ini dihadapi oleh kepala sekolah. Pertama, kata Juhana, perubahan kebijakan yang begitu cepat dari Pemerintah Pusat dan perbedaan penafsiran di daerah ini membuat kepala sekolah berpikir dua kali untuk menindaklanjuti perubahan kebijakan tersebut.
“Yang ke dua salah satu andalan anggaran sekolah, yaitu BOS ini dianggap belum berbanding lurus antara besaran, aturan dan kebutuhan real di lapangan,” ujarnya.
Alhasil, kata Juhana, kepala sekolah harus berpikir ekstra agar BOS ini bisa menjadi penopang peningkatan mutu yang betul-betul bisa diterapkan.
“Yang ke tiga, kondisi krisis guru. Guru di sekolah negeri bukan lagi PNS. Tapi setengahnya sukwan. Ini akan berpengaruh pada gaya kepemimpinan,” kata Juhana. (Imam Mudofar)***