MALANGBONG, (KAPOL).-Seluruh rute perjalanan Kereta Api (KA) jalur selatan Jawa sudah aman digunakan pada musim liburan tahun baru. Di sisi lain, di wilayah Daerah Operasi (Daop) II sendiri terdapat 49 tiik rawan bencana.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro, saat meninjau lokasi bekas tanah longsor di wilayah Warung Bandrek, Kecamatan Malangbong, Rabu (27/12/2017) malam.
Dikatakan Edi, berdasarkan hasil peninjauan di lokasi, sudah terlihat dilakukan proses perbaikan terhadap longsoran yang sempat mengganggu kelancaran jalur KA di jalur selatan tersebut. Dengan demikian, saat ini sudah dapat dipastikan perjalanan KA via jalur selatan untuk nanti sampai tahun baru tidak akan terganggu.
“Kami pastikan bahwa pergeseran yang sempat terjadi bebebrapa waktu lalu, saat ini sudah langsung dilakukan perbaikan. Hal ini agar perjalanan nanti sampai tahun baru tidak akan terganggu,” ujar Edi.
Sepanjang jalur selatan Jawa, tutur Edi, memang terdapat beberapa titik rawan longsor. Terakhir, longsor terjadi di kilometer 227 yang sempat menghambat perjalanan KA beberapa waktu lalu.
Ditambahkannya, selain di kilometer 227, longsor juga terjadi di kilometer 321, 231, 232, dan 234. Namun berkat kesiapan petugas di lapangan, seluruh bekas longsor telah diperbaiki dan jalur sudah kembali bisa dilalui.
“Setelah melihat langsung di lapangan, saya dapat pastikan semuanya sudah ditangani dan aman digunakan saat tahun baru tiba,” katanya.
Namun demikian Edi menandaskan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan seluruh jalur KA di wilayah selatan Jawa ini. Bahan juru penilik jalan pun sudah disiagakan untuk memantau wilayah rawan bencana.
Manajer Humas Daop II PT KAI, Joni Martinus menambahkan, sebelumnya pihaknya berhasil mendeteksi puluhan titik rawan bencana alam baik longsor atau banjir di sepanjang jalur Daop II Jawa Barat. Ada 49 titik rawan bencana yang tersebar di wilayah Daop II Jabar yang berhasil terdeteksi.
Menurutnya, pendeteksian daerah rawan bencana penting untuk mengetahui ancaman bahaya bagi perjalanan. Ancaman itu tidak hanya ada di wilayah Kabupaten Garut akan tetapi hasil pendataan di lapangan, juga tersebar di sepanjang wilayah DAOP II PT KAI.
“Tidak hanya di wilayah Bumi Waluya dan Cipeundeuy Kabupaten Garut, tapi ada juga di daerah Plered dan juga di wilayah Padalarang. Semuanya sudah kita antisipasi,” ujar Joni.
Dia menyampaikan, jalur Daop II memiliki panjang lintasan 386,5 kilometer yang terbentang dengan batas mulai Cikampek di bagian barat, kota Banjar di timur serta Cianjur di bagian selatan. Sedangkan titik utama berada di wilayah Bandung.
Masih menurut Joni, untuk meminimalkan dampak terjadinya bahaya bencana alam, ada beberapa hal yang akan segera dilakukan PT KAI di lapangan. Pertama, pembentukan posko penjaga daerah rawan. Posko ini akan bertugas secara bergantian selama 24 jam dan petugas dibekali alat keselamatan dan alat komunikasi lengkap.
Selain itu, PT KAI juga telah menyiagakan alat berat di beberapa titik yang rawan terjadinya bencana. Dengan demikian diharapkan saat terjadinya bencana, dengan mudah dan cepat bisa segera dilakukan tindakan agar tidak mengganggu aktifitas perjalanan kereta.
“Ada juga upaya lainnya yaitu dengan menempatkan AMUS (alat materi untuk siaga), termasuk menyiagakan flying genk, satu regu yang bergerak cepat ketika terjadi bencana alam,” katanya.
Dalam kegiatan peninjauan tersebut, rombongan dari direksi PT KAI secara langsung mendatangi beberapa titik perbaikan jalur di sejumlah bekas longsor beberapa waktu lalu. Terlihat belasan pekerja tengah melakukan perbaikan meskipun hujan ringan dan cuaca sudah mulai gelap.(Aep Hendy S)***