JAKARTA, (KAPOL).-Perasaan takut yang sangat luar biasa disampaikan Shima Utami putri, salah seorang warga Kp. Gajahbarang Desa Ciawang Kec. Leuwisari Kab. Tasik yang sedang berada di kost Jalan Petamburan 5 No 10 RT 15/RW 05 Keluarahan Petamburan Kec. Tanah abang Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) dini hari saat pecah rusuh antara pengunjuk rasa dengan petugas keamanan, khususnya Brimob.
Kepada “KP”, Shima mengisahkan, saat kerusuhan pecah sekitar pukul 12 malam hingga menjelang waktu sahur, di kawasan Petamburan tepat di kawasan kostnya itu, suara petasan dan letusan seperti suara senapan terdengar nyaring.
Asap gas air mata pun memenuhi kawasannya hingga ia tak bisa tidur sama sekali. Suasana semakin dramatis saat terdengar pekikan takbir dari orang-orang yang berlari menyelamatkan diri dari desingan peluru dan kejaran petugas kepolisian.
“kost saya tepat di belakang asrama Brimob yang terbakar. Saya gak berani keluar malam itu. Saat tiba sahur pun, saya minta nasi dan pauknya ke ibu kost karena malam itu warga apalagi saya perempuan tak diperkenankan keluar rumah, meski untuk mencari makanan sekalipun,”ucap dia di ujung telepon kepada “KP”.
Tak lama kemudian, Shima mendengar orang-orang gaduh ada yang terluka dan meninggal dunia, tepat di depan gang menuju kostan. “Pokoknya malam sampai pagi suasana mencekam banget. Dari suara petasan, letusan senjata hingga asap gas air mata yang masuk ke kamar, perih banget. kalau suasana di luar, saya paling sekali-kali lihat di jendela, banyak orang-orang dan letusan gitu,”katanya lagi.
Pagi harinya, Rabu (22/5/2019), saat ia hendak berangkat kerja di salah satu bank besar di Slipi Jakarta Pusat, bagian HRD memberi kabar melalui pesan singkat perkantoran diliburkan. Shima pun kembali ke kost selanjutnya melihat perkembangan di luar melalui televisi.
Tak lama, semua akses media sosial mendadak ngedrop. Ia pun kesulitan memberi kabar terkait dirinya ke keluarga di Leuwisari. Pada Rabu pagi pun, kerusuhan terjadi di lokasi yang nyaris sama, yakni Tanah Abang dan Petamburan, di sekitar kostnya.
Suasana berangsur-angsur kondusif, hingga akhirnya Kamis, (23/5/2019) kata Shima, di sekitar kost suasana betul-betul aman. Ia pun melihat pemandangan yang sangat mencekam. Batu berserakan dimana-mana, belasan kendaraan hangus terbakar serta kepulan asap bekas pembakaran masih terlihat.
“Pada Kamis, kantor kembali masuk. Saya pun memberanikan berjalan di kawasan bekas rusuh. Pak Polisi sudah gak lihat, hanya bapak TNI saja yang berjaga-jaga. Sementara warga banyak yang lagi benerin listrik. Eh pulang dari kantor, ada ambulans di gang yang menuju kostan.
Katanya ada empat warga Petamburan meninggal dunia buntut dari aksi Rabu dini hari kemarin. Saya takut, jadinya pulang ke kost muter lewat alpamart, gak lewat gang GBI. Mudah-mudahan saja gak kejadian lagi, saya takut banget,”ucap dia yang mengaku pulang ke kampung halaman satu minggu ke depan.(Teguh Arifianto)***