TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Kota Tasikmalaya berupaya serius jajaki kerjasama dengan luar negeri melalui hajatan TIEC dan TCF yang akan digelar satu minggu lagi. Potensi melimpah membuat daerah ini optimistis untuk menjalin sinergisitas dalam hal pertukaran investasi bersama negara-negara ASEAN plus tersebut.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tasikmalaya Gun Gun Pahlaguna menuturkan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN berbagai sektor kini sudah terbuka lebar kerannya dan tak dapat diproteksi.
“Tidak bisa lagi misal Malaysia mau jualan di sini, tapi kita larang. Karena ya ini sudah kesepakatan 10 negara yang diputuskan beberapa tahun lalu. Sehingga yang perlu dilakukan menanggapi kondisi hari ini, tidak lain yaitu menjalin kerjasama satu sama lain. Kekurangan dan kelebihan tiap kota di negara mau tidak mau harus saling melengkapi,” tegasnya dalam Diskusi Terfokus yang digelar di ruang rapat besar Bank Indonesia, Rabu (28/9/2016) siang kemarin.
Kegiatan tersebut langsung dihadiri berbagai stakeholder, Kadisparbudpora Kota Tasikmalaya Undang Hendiana, Wakil Kadin Jawa Barat Januar P Ruswita, Pimpinan Redaksi HU Kabar Priangan Duddy RS, dan perwakilan dinas juga kecamatan terkait.
Sebab menurut dia, porsi kekuatan masing-masing daerah sendiri berbeda dan tidak dapat dipukul rata. Di sanalah ada celah-celah yang sebetulnya bisa saling di-mprovisasi. “Ada yang super power, ada juga yang low. Seperti kita, dengan potensi 8 sektor unggulan ditambah bidang lain pertanian, infrastruktur, itu kan beberapa ada yang masih mengalami masalah krusial, seperti halnya di desain, atau pemasaran. Nah ini, kesempatan membangun kekuatan dari networking ASEAN,” tambah Gun Gun. Dari sisi kebijakan, dia menambahkan pihaknya telah mempersiapkan yakni Perda RDTR dan Insentif terkait kemudahan penanaman modal.
Itu pun menambah penting, agar sesuai tujuan disepakatinya MEA sendiri yakni menjadi kekuatan dan dapat diperhitungkan di pasar global, dapat segera terwujud. Dalam kegiatan yang akan digelar selama tiga hari nanti pun, delegasi tiap negara, mulai dari pelaku bisnis yang diwakili KADIN, universitas, asosiasi wisata, akan mewarnai konferensi tersebut.
Setidaknya untuk TIEC, ada tiga agenda besar, yakni pemaparan potensi-potensi dimana untuk Kota Tasikmalaya akan disampaikan langsung oleh Walikota, Konferensi bussiness to bussiness oleh KADIN, juga Networking Dialog yang setidaknya akan membahas empat sektor, untuk diadumaniskan, yaitu pariwisata, industri perdagangan, pendidikan, dan infrastruktur.
Hingga saat ini, setidaknya 100 target peserta akan mengisi momentum tersebut, 50 diantaranya dari negara ASEAN plus, sementara sisanya dari nasional dan kota.
Tenaga Ahli dari Kadin Tasikmalaya, Santi Susanti memaparkan kegiatan yang melibatkan pihak-pihak di luar pagar Kota Tasikmalaya sendiri, pada intinya upaya melejitkan daya saing daerah yang kini sudah semakin harus dipicu demi tak tertinggal.
“Yang sudah fix akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan kita itu melalui LoI, yaitu Filipina untuk pengembangan pariwisata. Malaysia untuk joint event melalui MATTA, Econit Jerman untuk pengelolaan manajemen sampah dan air bersih, hingga Italia untuk memecah desain,” jelasnya.
Kepala KPw Bank Indonesia Tasikmalaya Wahyu Purnama merespons baik kolaborasi seluruh pihak dalam kegiatan ini. “Tidak semua daerah bisa mendatangkan negara lain, sehingga apa yang pantas mereka lihat di sini inilah yang mesti kita perjuangkan, agar kesempatan itu bisa kita ambil,” ujar dia.
Agenda Tasikmalaya Creative Festival yang diinisiasi Bank Indonesia pun kali ini akan diadumaniskan dengan event konferensi ASEAN tersebut. Mengambil tema ‘Mengembalikan Kejayaan Produk dan Kesenian Khas Tasikmalaya’ setidaknya diikuti 180 UMKM dengan turut juga menggandeng berbagai komunitas kreatif dan budaya. “Yang jelas, Tasik itu memang tidak diragukan lagi sebagai daerah kaya akan potensi, untuk itu memang perlu diwadahi bentukan yang komprehensif agar bisa terarah dan akhirnya membentuk kekuatan untuk menyongsong MEA ini,” tambahnya. (Astri Puspitasari)***