SARIWANGI, (KAPOL).-Sejumlah remaja di kampung Cipancur Desa Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya kini telah membentuk bank sampah. Upaya ini mulai tergugah manakala melihat banyaknya sampah berserakan mengotori lingkungan mereka.
Bank sampah yang diberi nama Sauyunan ini, dibentuk sejak bulan Juli 2019 lalu. Melalui bank sampah tersebut remaja berkeinginan merdeka dari sampah. Meski baru dua bulan berjalan, namun setidaknya sudah ada 85 nasabah yang masuk dalam bank sampah sauyunan.
Founder Bank Sampah Sauyunan Anwar Fasny mengatakan, dalam pengelolan sampah merupakan tanggung jawab bersama. Makanya saat ide membuat bank sampah muncul, mendapatkan dukungan dari semua masyarakat disana.
“Kita prihatin melihat banyak sampah berserakan. Maka kita pun berpikir untuk membentuk bank sampah. Alhmdulilah pada Juli kemarin mulai berjalan,” jelas Anwar seusai lonching Bank Sampah Sauyunan, Minggu (18/8/2019).
Dirinya menambahkan, dengan adanya bank sampah ini, selain membantu pemerintah dalam pengelola sampah juga sebagai upaya membantu perekonomian masyarakat. Masyarakat terbantu dengan dijualnya sampah ke bank sampah.
Bank sampah juga, sebagai bagian dari upaya merdeka dari sampah. Artinya sampah jika dikelola dengan baik akan menghasilkan nilai ekonomi dan lingkungan menjadi bersih sesuai dengan ajaran islam kebeersihan sebagian dari iman.
“Kita ingin merdeka dari sampah. Karena realitas yang ada saat ini, sampah sangat banyak. Perlahan kesadaran masyarakat juga tumbuh, mereka sekarang tidak malu membawa sampah diberbagai kegiatan,” ujar Anwar.
Saat ini, bank sampah sauyunan setidaknya sudah mempunyai omset sekitar Rp 3 juta perbulan dengan sampah dari masyarakat yang bisa dikumpulkan mencalai 1,2 ton per bulannya. Jenis tabungan yang di tawarkan yakni, tabungan kurban, tabungan idul fitri dan tabungan harian.
Selain dijual kepada pengepul, sampah dari warga juga dibuat berbagai kreasi mulai dari bunga plastik, kreasi miniatur motor dan lainnya. Omset yang didapatkan lantas dipakai untuk menggaji guru diniyah, untuk kegiatan keagamaan.
“Makanya kami ada slogan untuk bank sampah kami, yaitu tina sampah jadi berkah. Jadi hasil dri setor bank sampah bisa dipakai untuk tabungan kurban, idul fitri dan bisa juga dibawa harian,” jelasnya.
Ditempat sama, Kapala Bidang Pengelolaan Persampahan Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas pada Dinas Lingkungan Hidup (LH) Aam Rahmat Selamet, mengatakan, sangat bangga dengan pembentukan bank sampah sauyunan. Sebab hal ini merupakan upaya menumbuhkan kesadaran mengelola sampah di masyarakat.
Dikatakan dia, jika volume sampah saat ini di Tasikmalaya memang sangat banyak, namun hal itu tidak didukung dengan sarana prasarana yang memadai. Dengan hadirnya bank sampah, akan memudahkan pemerintah dalam pengelolaan sampah.
“Mudah mudahan ide dari para remaja ini bisa menular ke daerah lain, dan lebih bisa membawa keberkahan bagi semua,” harap Aam. (Aris Mohamad F)***