​Kunjungi Pasar Gegernoong, Yusuf Ingin Ada Revitalisasi

POLITIKA148 views

TAMANSARI, (KAPOL).- Kunjungan Calon Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Muhamad Yusuf ke Pasar Gegernoong di Jalan Tamansari Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari, Kamis (17/11/2016), menginspirasi dia untuk melakukan revitalisasi pasar jika terpilih mendampingi petahana Budi Budiman di Bale Kota.
Pasalnya kondisi pasar-pasar tradisional di Kota Tasikmalaya sudah sangat mengkhawatirkan sehingga tidak nyaman lagi untuk melakukan transaksi jual beli.

“Nanti harus ada revitalisasi. Bagaimana menciptakan pasar tradisional menjadi pasar modern tapi tidak menghilangkan identitasnya sebagai pasar tradisional,” kata Yusuf selepas melihat kondisi pasar.

Menurut Yusuf salah satu contoh revitalisasi bagaimana memisahkan jenis barang jualan seperti yang diterapkan di Pasar Bringin Harjo Yogyakarta. Pedagang Sayuran dan sembako ditempatkan dilantai paling atas, sementara peralatan rumah tangga dan pakaian dilantai bawah.

“Jadi ketika turun membeli sayur, pembeli bisa melihat barang lain. Istilahnya tidak bercampur. Jangan sampai penjual pakaian berdampingan dengan penjual daging yang akhirnya bau daging mengganggu penjual pakaian,” ujarnya.

Untuk itu, revitalisasi suatu keharusan dengan memperhatikan pula kebersihan pasar dan pelayanan pasar.

“Ya seperti minimarket lah, tapi transaksinya tetap seperti pasar. Yang beda ada pemisahan jenis barang, kebersihan, pelayanan serta infrastruktur pasar. Tapi tetap identitas pasar tradisionalnya tidak hilang,” ucapnya.

Saat mengelilingi pasar, Yusuf mendapat keluhan adanya pembangunan pasar baru diwilayah Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari. Warga pasar merasa sudah lama terganggu oleh pasar dadakan di Gunung Kalong sehingga omset pendapatan menurun.

“Kalau bisa ada solusi karena di Tamansari ada tiga pasar. Pendapatan sepi pak,” kata Ketua Himpunan Pasar Gegernoong, Ujang.

Yusuf pun akan mengusulkan ke Wali Kota Tasikmalaya non aktif, Budi Budiman yang juga pasangan dia di Pilkada 2017 agar ada konsentrasi kekhususan barang yang dijual sehingga tidak mengganggu pendapat warga Pasar Gegernoong.

“Kalau tetap begini bagaimana tidak menjadi saingan karena barang yang dijual sama. Kedepan harus ada pengkhususan barang. Misal kalau Pasar Setiawargi khusus menjual hasil pertanian dan perkebunan,” tuturnya.

Dan Yusuf mengakui perlu ada kebijakan berani dalam merevitalisasi pasar agar kebijakan ekonomi mengutamakan rakyat kecil. (Jani Noor)