Peroleh Dukungan dari KPI, DM4Jabar Semakin Optimis

POLITIKA20 views

CIREBON, (KAPOL).-Pasangan Calon Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang dikenal dengan DM4Jabar terus menggalang kekuatan dan menebar “ancaman” di Pilgub Jawa Barat 2018. Ini menyusul adanya dukungan dari Konsorsium Pesantren Indonesia (KPI).

Dukungan itu dideklarasikan di sela kegiatan dialog kebangsaan di Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Kamis (8/3/2018).

Dalam siaran pers yang diterima “KAPOL”
Di Pondok Pesantren Buntet itu, Deddy Mizwar disambut para kyai yang mewakili 275 pondok pesantren se- Cirebon. Demiz, para kyai dan masyarakat setempat larut dalam dialog kebangsaan dengan tema “Menjalin Kebersamaan dalam Bingkai Kebhinekaan”.

Di tengah acara dialog, dilangsungkan pula deklarasi dukungan Konsorsium Pesantren Indonesia (KPI) untuk DM4Jabar. Adapun pernyataan dukungan disampaikan oleh Penasehat Pesantren Nadwatul Ummah Buntet KH Fariz Alhaq Fuad Hasyim.

Dalam deklarasinya, KPI memberikan amanah kepada DM4Jabar agar menciptakan pembangunan Jawa Barat dengan mengutamakan nilai – nilai keagamaan.

“Bapak H Deddy Mizwar dan bapak H Dedi Mulyadi, kami siap memenangkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat dengan cara yang santun dan bijaksana,’’ tegas Fariz.

Sementara itu pendiri sekaligus pembina KPI, KH. Buya Syakur Yasin, MA menyatakan alasan-alasan mendukung pasangan Deddy-Dedi. Menurut dia, salah satu dukungan itu karena sosok Deddy – Dedi, khususnya Deddy Mizwar berlatar belakang sebagai budayawan.Di mana budayawan kerap mengedepankan cara humanis dalam menuntaskan segala persoalan.

Di sisi lain, pria yang akrab disapa Demiz itu juga punya pengalaman sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi Ahmad Heryawan. Sehingga layak melanjutkan kursi pemerintahan di Provinsi Jawa Barat.

“Seorang budayawan itu dalam menyelesaikan persoalan itu lebih manusiawi daripada ahli hukum. Apalagi beliau sudah berpengalaman (sebagai Wagub), sudah cukup matang, dan layak untuk jadi gubernur,” kata Buya Syakur.

Dikatakan dia, KPI dengan para ulama akan menggerakkan banyak jaringan pesantren di Jawa Barat dalam upaya menyosialisasikan pasangan Deddy-Dedi ke masyarakat. Tapi, KPI akan fokus di kawasan Pantura, di antaranya Cirebon, Karawang, Subang, dan Indramayu.

“Kita ada 10 titik (di kawasan Pantura) yang akan kita garap. Kami siap mengawal Deddy Mizwar dengan para ulama. Ulama – ulama ini doanya manjur. Mudah-mudahan kalau terpilih, mohon prioritaskan pesantren – pesantren. Saya ingin beliau sukses,’’ ucapnya.

Disinggung soal aspirasi yang “dititipkan” pada Deddy-Dedi jika memenangkan Pilgub, ia berharap nantinya Pemprov Jawa Barat lebih memperhatikan pesantren. Salah satunya adalah kesejahteraan pengajar. Ia juga ingin kualitas pesantren ditingkatkan dengan dorongan dari pemerintah.

Mendapatkan dukungan tersebut, Demiz sangat mengapresiasi atas dukungan yang diberikan KPI. Apa yang diterimanya saat ini dirasa sebagai buah dari silaturahmi. Dengan bertambah dukungan itu, diharapkan masyarakat kawasan pesantren dan para ulama menggunakan hak suaranya demi perubahan di Jawa Barat untuk lima tahun ke depan.

“Alhamdulillah, mungkin itu rezeki anak soleh. InsyaAllah akan membuahkan hasil,” ucapnya sambil tersenyum.

Dikatakan dia, peran pesantren sangat signifikan dalam menjawab tantangan bangsa, khususnya yang menyangkut generasi muda. Tantangan menghadapi serangan narkoba, merebaknya LGBT dan masuknya paham radikal, dan itu tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah.

Soal permintaan perhatian terhadap pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan, menurutnya ada ranah yang merupakan pemerintah daerah, ada ranah departemen agama. Tapi, jika memang kelak Pemprov Jawa Barat diminta bantuan, maka bantuan akan diberikan sesuai peruntukan.

Demiz menegaskan tidak mau muluk-muluk memberikan berbagai janji selama kampanye. Ia hanya akan menyampaikan janji yang realistis untuk dilaksanakan.

“Saya tidak mau janji kalau itu bohong. Daripada berbohong, tidak usah berjanji mendingan,” tegas Demiz. (Ema Rohima)***