BANYURESMI, (KAPOL).-Warga Kampung Curug Pasantren, Desa Karyasari, Kecamatan Banyuresmi, akhirnya menanami jalan desa yang rusak akibat adanya proyek galian pipa PDAM dengan pohon singkong. Tak hanya itu, warga juga menumpahkan kekesalannya dengan
menggali dan menimbuni jalan tersebut dengan batu.
Aksi warga tersebut sebagai bentuk protes karena keluhan mereka selama ini tak
pernah digubris pihak PDAM dan pelaksana proyek pemasangan pipa air yang telah
menyebabkan kerusakan jalan desa. Padahal sebelumnya kondisi jalan desa sudah
bagus karena baru selesai dicor dengan rabat beton.
Nuraini (46), salah seorang warga mengaku sangat kesal melihat kondisi jalan yang tadinya bagus kini malah jadi berantakan. Bukan hanya tak enak dipandang, kondisi jalan saat ini juga sangat membahayakan keselamatan warga terutama para pengguna kendaraan roda dua (sepeda motor).
“Tadinya kami merasa bangga karena punya jalan desa yang bagus setelah diperbaiki dengan cara dicor dengan rabat beton oleh desa. Namun belum lama kami menikmati fasilitas jalan itu, eh tiba-tiba sekitar tiga bulan lalu bagian tengah jalannya digali oleh pihak PDAM karena ada proyek penanaman pipa untuk saluran air,” ujar Nuraini yang ditemui di sela aksi di kawasan Kampung Curug Pasantren, Desa Karyasari, Kecamatan Banyuresmi, Kamis (15/3/2018).
Tanah dan beton dari hasil galian yang dibiarkan begitu saja, tutur Nuraini, membuat kondisi jalan terlihat sangat kumuh. Apalagi kalau sudah turun hujan, tanah dan material beton yang digali menjadi berserakan ke mana-mana sehingga
bukan hanya menjadi becek dan semrawut tapi kondisi jalan juga menjadi licin.
Menurutnya, selama ini sudah cukup banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh
karena kondisi jalan yang licin akibat kondisi jalan yang becek dan banyaknya material sisa galian yang dibiarkan berserakan.
Diakui Nuraini, warga sudah sering mengeluhkan kondisi seperti itu kepada pemerintahan desa setempat yang juga telah menyamapikannya ke pihak PDAM. Namun selama ini hanya janji-janji yang diberikan pihak PDAM tanpa ada realisasinya.
Warga lainnya, Asep (54), menambahkan jalan yang rusak akibat adaya proyek galian pipa PDAM itu merupakan jalur utama yang banyak dilalui warga. Apalagi jalan desa tersebut juga merupakan jalur yang menghubungkan antara Desa Karyasari Kecamatan Banyuresmi dengan Desa Sindangsari Kecamatan Leuwigoong.
Pascapengerjaan proyek pemasangan pipa PDAM, tambah Asep, kondisi jalan benar-
benar sangat jelek, tak ubahnya seperti sebelum dilakukan pembangunan dengan rabat beton. Genangan air bercampur lumpur terjadi di sepanjang jalan desa yang digali sehingga bukan hanya terlihat jelek tapi juga membahayakan.
“Yang terlihat saat ini tidsak seburuk sebelumnya karena kebetulan sudah tiga hari terakhir ini tidak turun hujan di daerah ini sehingga kondisi jalan
kering. Coba kalau nanti turun hujan lagi, kondisinya benar-benar sangat kumuh dengan genangan air bercampur lumpur hampir di sepanjang jalan sehingga lebih mirip kebun,” kata Asep.
Ia menyebutkan, kondisi jalan yang rusak ini sudah dibairkan selama kurang lebih empat bulan tepatnya sejak dimulainya pengerjaan proyek pemasangan pipa PDAM. Padahal setahu dirinya, sebelumnya sudah ada kesepakatan antara pihak PDAM dan pelaksana proyek dengan pihak pemerintah desa bahwa jalan yang sudah digali akan direkondisi secepatnya tapi kenyataannya janji tersebut tak ditepati.
“Kami sudah benar-benar kesal dengan kondisi jalan seperti ini karena aktivitas kami terganggu sekali. Saking kesalnya tadinya kami mau menggali kembali pipa yang sudah ditanam pihak pelaksana proyek akan tetapi kami dilarang oleh pak lurah (kades) dan Babinsa serta Babinkamtibmas,” ucapnya.
Kepala Desa Karyasari Kecamatan Banyuresmi, Gaya Mulyana membenarkan adanya aksi warga yang marah karena kerusakan jalan yang terjadi di daerahnya tak juga diperbaiki. Padahal sesuai perjanjian awal, katanya, pihak PDAM dan pelaksana sudah menyanggupi akan merekondisi jalan yang digali karena ada pemasangan pipa air bersih.
“Kami sangat mengerti kekesalan yang dialami warga yang sebenarnya juga kami rasakan hal yang sama. Bagaimana tidak kesal, jalan desa ini belum lam kami bangun dengan cara dicor dengan rabat beton tapi tiba-tiba digali karena ada proyek penanaman pipa air bersih milik PDAM dan kini kondisinya dibiarkan menjadi rusak,” komentar Gaya.
Menurutnya, keberadaan jalan desa tersebut memang sangat vital karena menjadi akses utama warga dalam melakukan berbagai aktivitas termasuk anak-anak yang mau sekolah. Dengan kerusakan yang terjadi pada jalan tersebut, aktivitas warga pun menjadi sangat terganggu dan ini sudah berlangsung sejak lama.
“Jalan tersebut juga menjadi akses utama kendaraan pengangkut hasil pertanian berupa jagung. Daerah kami ini memang merupakan sentra penghasil jagung terbesar di Garut yang hasilnya dikirim juga ke luar daerah,” kata Gaya.
Sejak terjadi kerusakan jalan, terangnya, mobil-mobil yang dulunya lalu lalang untuk mengangkut jagung tak berani lagi melintasi jalan tersebut. Hal ini dikarenakan kondisi jalan yang buruk dan membahayakan.
Masih menurut Gaya, beberapa waktu lalu sempat ada mobil angkutan barang yang
mencoba melintasi jalan tersebut tapi malah terperosok karena adanya galian bekas penanaman pipa air milik PDAM yang tak kuat menahan beban.
“Kami tak minta banyak kepada PDAM maupun pelaksana proyek penananman pipa air
bersih. Tolong perbaiki lagi jalan yang telah mereka rusak karena sebelumnya
juga kondisinya baik,” tandas Gaya.(Aep Hendy S)***